Jakarta, CNN Indonesia -- Empat pastor, seorang pustakawan dan seorang wanita berusia 87 tahun termasuk di antara sembilan korban yang tewas tertembak ketika menghadiri studi Alkitab di Gereja Episkopal Methodist Afrika Emanuel, di Charleston, Amerika Serikat pada Rabu (17/6) malam.
Mengutip Channel NewsAsia, dua hari setelah tragedi mematikan ini, rincian seputar serangan yang diduga bermotif kebencian terhadap warga kulit hitam mulai terkuak, khususnya soal siapa saja yang menjadi korban penembakkan membabi buta oleh Dylann Roof, pria berusia 21 tahun yang kini telah diamankan kepolisian setempat.
(Baca juga:
Tersangka Penembakan Gereja Charleston Ditangkap Polisi)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu dari sembilan korban adalah Pendeta Clementa Pinckney, 41, yang paling terkenal dari sembilan nama korban yang dirilis oleh kantor koroner. Pinckney merupakan seorang senator negara dan kepala pastor gereja tersebut. Memulai kepastoran sejak usia 13 tahun, Pinckney menerima pelayanan pertamanya di usia 18 tahun.
Presiden AS, Barack Obama mengenal Pinckney, yang terpilih sebagai anggota DPR untuk Carolina Selatan pada usia 23 tahun, salah satu anggota parlemen termuda dalam sejarah. Empat tahun kemudian, dia menduduki posisi Senat.
Ketika tewas pada Rabu (17/6) lalu, Pinckney meninggalkan seorang istri, Jennifer, dan dua anak mereka, Eliana dan Malana.
Selain Pinckney, dua pendeta lain juga tewas, yaitu Sharonda Coleman-Singleton, 45, dan Daniel Simmons Sr, 74, yang tewas di rumah sakit. Coleman-Singleton merupakan ahli terapi bicara dan pelatih atletik untuk Goose Creek Gators, Carolina Selatan.
Anaknya Chris, seorang pemain bisbol dan mahasiswa di Universitas Charleston Selatan mencuit "sesuatu yang sangat mengerikan terjadi pada ibu saya malam ini, silakan berdoa untuknya dan keluarga saya. Berdoalah segera," pada Rabu (17/6).
Selain itu, DePayne Middleton, 49, merupakan anggota paduan suara gereja yang juga seorang ibu dengan empat anak.
"Penyanyi tersayang di keluarga kami. Ini adalah tragedi yang sulit," tulis Laurie Middleton, anggota keluarga besar Middleton dalam laman Facebook miliknya.
"Saya benar-benar akan merindukanmu. Kepribadianmu yang indah, gelak tawamu, senyumanmu, dan cintamu untuk semua orang," tulis Laurie.
Sementara Kustodian Gereja, Ethel Lance, 70, dikenang sebagai "wanita yang kuat yang hanya mencoba untuk menjaga keluarganya," kata putri Esther, kepeda media lokal The Charleston Post and Courier.
Sementara Cynthia Hurd, 54, yang bekerja sebagai pustakawan selama 31 tahun dikenang sebagai "pelayan masyarakat yang tak kenal lelah dan menghabiskan hidupnya membantu warga, memastikan mereka memiliki kesempatan mengakses pendidikan dan perkembangan kepribadian," bunyi pernyataan dari Perpustakaan Umum Charleston County.
"Kepergiannya sangat menyakitkan dan kami meminta doa untuk keluarganya, rekan kerja, gereja dan seluruh masyarakat sembari kita bersama-sama menghadapi kejadian tragis ini," bunyi pernyataan tersebut.
Korban lainnya, Tywanza Sanders, 26, merupakan mantan tukang cukur yang berhasil merampungkan studinya di Universitas Allen dengan gelar bisnis.
"Dia memiliki rasa humor yang unik. Kita harus memikirkannya dahulu, baru dapat tertawa," kata Nowa Fludd, rekan Sanders dalam sebuah drama gereja, dikutip dari The Charleston Post and Courier.
Korban selanjutnya diidentifikasi bernama Myra Thompson, berusia 59 tahun. Gereja Anglikan Nasional di Amerika Utara mencuit agar masyarakat mendoakan suami yang ditinggalkannya, Pastor Anthony Thompson.
Korban terakhir diidentifikasi bernama Susie Jackson, berusia 87 tahun.
Penembakan di Gereja Episkopal Methodist Afrika Emanuel, terjadi pada Rabu (17/6) malam. Tersangka penembakan, Dylann Roof, berhasil dibekuk polisi pada Kamis (18/6) setelah sebelumnya sempat melarikan diri..
Roof kini ditahan di dekat Shelby, Carolina Utara. Saat ditangkap, tersangka juga masih membawa senjata yang dipakainya untuk menembak para korban.
(ama/ama)