Jakarta, CNN Indonesia -- Dokumen diplomat Arab Saudi yang dibocorkan WikiLeaks tidak melulu terkait hubungan diplomatik dan keamanan, ada juga soal utang piutang. Salah satunya adalah tagihan untuk seorang putri Saudi yang menyewa mobil limosin dan hotel hingga 1,5 juta Swiss franc, atau lebih dari Rp21,7 miliar, tapi tidak membayarnya.
Diberitakan The Independent, akhir pekan lalu, bon tagihan tahun 2009 itu terdapat dalam satu dari puluhan ribu dokumen Saudi di laman WikiLeaks. Tagihan itu ditujukan untuk Putri Maha Al Ibrahim, istri dari Pangeran Abdul-Rahman bin Abdulaziz al Saud.
Penelusuran media, salah satunya Associated Press, mendapati bahwa tagihan itu datang dari sebuah perusahaan rental limosin, Golden Limousine, di Jenewa, Swiss. Sebuah limo dari perusahaan itu disewa Putri Ibrahim saat mengunjungi negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu staf perusahaan rental itu, Louis Roulet, mengaku masih ingat betul piutang tersebut. Dia mengatakan bahwa Putri Maha berutang Rp21 miliar untuk sewa limo dan hotel di Swiss. Saat mengetahui tagihannya membengkak, "dia merasa jumlahnya terlalu besar" dan meminta diplomat untuk melakukan tawar-menawar pembayaran.
Tagihan itu akhirnya dilunasi oleh pemerintah Saudi. Roulet mengatakan, sebenarnya tagihannya jauh lebih besar dari itu. Perusahaannya mengaku kapok berurusan dengan keluarga Kerajaan Saudi.
"Kami tidak akan bekerja dengan keluarga itu lagi, dengan alasan yang jelas," ujar Roulet.
Dia mengatakan, insiden serupa sering dialami perusahaannya jika berurusan dengan keluarga kaya dari Arab. "Kami sudah biasa mengalaminya," ujar Roulet.
WikiLeaks membocorkan lebih dari 600 ribu dokumen diplomatik Arab Saudi dan akan membeberkan setengah juta dokumen lainnya dalam beberapa pekan mendatang.
Dibeberkannya dokumen itu pada Jumat sekaligus menandai tiga tahun pendiri WikiLeaks mendapatkan suaka di Kedutaan Besar Ekuador di London untuk menghindari ekstradisi ke Swedia agar bisa diadili atas tuduhan kejahatan seks.
Pemerintah Arab Saudi langsung bereaksi dengan memperingatkan warganya untuk tidak turut menyebarkan dokumen-dokumen yang menurut mereka "bisa jadi palsu". Bagi warga Saudi yang menyebarkan dokumen WikiLeaks maka akan dikenakan dakwaan kejahatan siber.
(den)