Paus: Mereka di Industri Senjata Tak Bisa Disebut Kristiani

Ranny Utami | CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2015 17:46 WIB
Paus Fransiskus menyebut mereka yang membuat senjata atau sekadar berinvestasi di industri persenjataan tidak bisa disebut sebagai Kristiani.
Paus Fransiskus menyebut mereka yang membuat senjata atau sekadar berinvestasi di industri persenjataan tidak bisa disebut sebagai Kristiani. (Reuters/Max Rossi)
Turin, CNN Indonesia -- Paus Fransiskus mengecam para pelaku industri senjata. Paus menyatakan para pembuat senjata maupun investor di industri tersebut tak dapat disebut sebagai Kristiani.

Paus mengeluarkan kecaman paling keras untuk industri persenjataan ini ketika ia sedang berkunjung ke Turin, Italia, menyapa ribuan pemuda di sana.

(Baca juga: Paus Fransiskus Kunjungi Pameran Kain Kafan Yesus)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika Anda hanya percaya pada manusia, Anda tersesat," katanya kepada ribuan pemuda, dalam sebuah pernyataan panjang tentang perang, kepercayaan dan politik, seperti dikutip The Guardian.

"Ini membuat saya berpikir tentang manusia, manajer, pekerja bisnis yang menyebut diri mereka Kristiani, tetapi mereka membuat senjata. Hal ini merujuk kepada ketidakpercayaan, kan?" ujar sang Paus yang disambut dengan tepuk tangan riuh.

Paus melontarkan kritikan tajam kepada mereka yang berinvestasi dalam industri persenjataan. Ia mengatakan, "tipu daya adalah mata uang saat ini. Mereka mengatakan satu hal dan melakukan hal lain."

Selain itu, Fransiskus juga menguraikan pendapat yang pernah dia buat beberapa waktu lalu tentang Perang Dunia Pertama dan Kedua.

Dalam kesempatan tersebut, Paus juga sempat menyinggung soal Tragedi Shoah, terminologi Ibrani untuk peristiwa Holocaust.

"Kekuatan besar telah menciptakan jalur-jalur kereta yang membawa kereta api ke kamp-kamp konsentrasi seperti Auschwitz untuk membunuh Yahudi, Kristiani, kaum homoseksual, semuanya. Kenapa mereka tidak mengebom (jalur kereta itu)?" ujar Fransiskus.

Berbicara tentang Perang Dunia Pertama, Paus juga menyinggung soal Tragedi Besar Armenia, namun ia tidak menggunakan kata 'genosida'.

Pada April lalu, Fransiskus memicu pertikaian diplomatik dengan menyebut pembantaian 1,5 juta warga Armenia 100 tahun lalu dengan istilah 'genosida pertama di abad 20'.

Tindakan Fransiskus ini membuat Turki memanggil duta besarnya dari Vatikan. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER