Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengaku masih sangsi akan identitas delapan perompak kapal tanker Malaysia Orkim Harmony yang diduga merupakan warga negara Indonesia (WNI). Menurutnya, perlu dilakukan verifikasi untuk memastikan kebenaran status kewarganegaraan dari kedelapan perompak yang ditangkap di Vietnam pada Jumat (19/6) kemarin itu.
"Sementara ini menurut pengakuan, iya (WNI). Tapi kan kami harus verifikasi. Oleh karena itu, kami meminta masuk melalui akses kekonsuleran agar kami bisa melakukan verifikasi," ujar Retno di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/6).
Retno mengaku saat ini tim dari Konsulat Jenderal RI di kota Ho Chi Minh telah meminta akses kekonsuleran kepada otoritas Vietnam. Namun sampai sekarang, belum ada laporan apakah tim tersebut telah bertemu dan memverifikasi kedelapan perompak yang ditahan tersebut atau belum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika kedelapan perompak ini positif WNI, kata Retno, tim juga akan melakukan pendampingan hukum ke depan.
"Jangan sampai ada hak-hak hukum dari 8 WNI tersebut yang terkurangkan di dalam prosesnya nanti," ujar dia.
Dalam pemberitaan media pemerintah Vietnam, kedelapan terduga perompak kapal tanker Malaysia Orkim Harmony mengaku berkewarganegaraan Indonesia.
"Delapan pria yang ditahan Vietnam dengan dugaan membajak kapal tanker berbendera Malaysia berbicara dalam bahasa Indonesia dan membawa sejumlah besar uang tunai ketika mereka ditahan," dikutip dari VNExpress, Minggu (21/6).
Kedelapan pria ini diketahui berusia antara 19-61 tahun dan membawa sejumlah telepon dan mata uang asing. Mereka tidak bisa menjelaskan dari mana uang tersebut berasal sehingga otoritas Vietnam pun mengamankan mereka di sana.
Seperti diketahui, kapal bermuatan 50 ribu barel bensin kualitas RON95 milik perusahaan minyak dan gas nasional Malaysia, Petronas, dilaporkan dibajak pada 11 Juni di wilayah perairan 54 kilometer dari pelabuhan Tanjung Sedili, Malaysia.
Ada 22 ABK, terdiri dari 5 ABK asal Indonesia, 16 ABK asal Malaysia dan 1 ABK asal Myanmar, yang berada dalam kapal milik Manajemen Orkim Malaysia ini.
Pada 18 Juni malam, kapal tersebut dilepas oleh para perompak. Mereka kabur dengan menggunakan perahu penyelamat dan ditemukan berada di perairan Vietnam keesokan harinya.
"Hari ini (19/6) pukul 6.30 waktu lokal di Pulau Tho Chu, Vietnam, ditemukan 8 WNI dalam sebuah perahu yang mereka klaim adalah perahu tangkap ikan mereka yang rusak," ujar Kepala Angkatan Laut Malaysia, Laksamana Abdul Aziz Jaafar dalam akun mikroblog Twitter, Jumat (19/6).
(stu)