Jepang Lanjutkan Perburuan Ikan Paus Tahun Ini

Ranny Utami | CNN Indonesia
Selasa, 23 Jun 2015 18:05 WIB
Jepang akan melanjutkan perburuan ikan paus minke tahun ini di perairan Laut Selatan, Antartika, meskipun Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional tak setuju.
Jepang akan melanjutkan perburuan ikan paus minke tahun ini di perairan Laut Selatan, Antartika, meskipun Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional tak setuju. (Adrian Baddeley/Thinkstock)
Tokyo, CNN Indonesia -- Tokyo berkeras untuk melanjutkan perburuan ikan paus minke di perairan Antartika tahun ini, meski Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional (IWC) menyatakan tidak setuju.

Kepala negosiator penangkapan ikan paus Jepang, Joji Morishita, mengatakan perdebatan internasional mengenai pembunuhan ikan paus oleh suatu negara mulai berpindah, dari kepentingan kajian ilmiah hingga kepentingan politik, seperti diberitakan Russian Today, Senin (22/6).

Menurut laporan peneliti dari IWC Jumat lalu, Jepang telah gagal memberikan penjelasan yang patut mengenai alasan dibalik jadwal pembunuhan 4 ribu lebih ikan paus minke selama 12 tahun ke depan di perairan Antartika.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantaran moratorium global penangkapan ikan paus memperbolehkan pembunuhan dengan alasan kajian ilmiah, Jepang pun memutuskan untuk melanjutkan perburuan mereka.

Akan tetapi fakta mengungkap bahwa pembunuhan ikan paus oleh Jepang bukan untuk dijadikan sebagai kajian ilmiah, melainkan diolah menjadi makanan. Jepang juga berencana melakukan penangkapan ikan secara, yang mereka sebut, 'berkelanjutan'.

"Tidak ada kesimpulan pasti dalam laporan itu sendiri, yang tidak begitu mengejutkan bagi IWC. Pasalnya, seperti kita ketahui dengan sangat baik, IWC adalah organisasi terpisah dan bagian ini, bahkan komite ilmiah sendiri selalu merasa kesulitan untuk menemukan kesimpulan seperti itu," ujar Morishita.

"Meski demikian, kami akan mencoba memberikan hasil penelitian ilmiah sebanyak mungkin dan mencoba mendapat persetujuan dari komite ilmiah supaya diloloskan (perburuan). Namun ini akan menjadi cerita tanpa akhir. Ya, ini bahkan ini sudah menjadi cerita tanpa akhir," ujarnya.

Oleh karena itu, Morishita mengatakan posisi resmi penangkapan ikan paus di perairan Antartika akhir tahun ini tidak akan berubah.

"Tanpa menyelesaikan sejumlah analisis tambahan tersebut, saya kira tidak pantas mengatakan apakah kami akan memulai penelitian kami musim dingin ini atau tidak," ujarnya.

Tokyo menuduh berbagai pihak terlalu membesar-besarkan masalah ini dan sebenarnya tidak perlu ada izin dari IWC untuk menangkap ikan paus jika dengan alasan yang ilmiah.

Morishita mengatakan logika dibalik pembunuhan satu hewan dibanding yang lainnya adalah 'aneh'.

"Jika kalian tetap seperti ini, saya khawatir sebuah negara yang memiliki kekuatan politik internasional dapat mengenakan standar dan etika kepada yang lain," ujar Morishita yang menyebut hal itu sama dengan imperialisme lingkungan.

"Contohnya, jika India menjadi negara paling kuat di dunia dan mulai menyatakan 'jangan makan daging', lalu apa yang akan kita lakukan?"

Tahun lalu, Mahkamah Internasional PBB menyebut ekspedisi tahunan di Laut Selatan hanya 'sandiwara', sebuah perburuan komersial dengan dalih kajian ilmiah.

Pada 1986, IWC pertama kali melarang penangkapan ikan paus, namun Jepang tetap melakukan perburuan ikan tersebut dengan dukungan dana dari hasil pajak.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, hasil tangkapan Jepang mulai menurun lantaran mengikuti permintaan domestik yang juga turun. Selain itu, tindakan protes dari kelompok Sea Shepherd juga turut mempengaruhi hasil tangkapan Jepang. (yns/yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER