Politisi Belanda Tayangkan Kartun Nabi Muhammad di Televisi

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2015 18:39 WIB
Politisi anti-Islam Belanda, Geert Wilders, menayangkan cuplikan sejumlah foto kartun Nabi Muhammad di stasiun TV nasional pada Rabu (24/6).
Politisi yang dikenal anti-Islam, Geert Wilders, menayangkan kartun Nabi Muhammad di siaran televisi nasional. (Reuters/Fabrizio Bensch)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politisi anti-Islam Belanda, Geert Wilders, menayangkan cuplikan sejumlah foto kartun Nabi Muhammad di stasiun TV nasional pada Rabu (24/6), atau sebulan setelah kartun tersebut ditampilkan di kompetisi "Draw Mohammed" di Garland, Texas, yang diserang dua orang penembak pada awal Mei lalu.

Dalam slot siaran selama tiga menit yang dialokasikan untuk Partai Kebebasan yang dipimpinnya, Wilders mempromosikan "kebebasan berbicara" dengan mempresentasikan slideshow foto kartun nabi Muhammad yang diiringi musik piano.

(Baca juga: Politisi Belanda Akan Gelar Pameran Kartun Nabi Muhammad)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RT melaporkan, menurut Wilders yang beraliran kanan, dia tengah berupaya mengungkapkan sifat tabu dalam dunia Islam, utamanya setelah serangan penembakan di pameran "Draw Mohammed" di AS. Dua pelaku penembakan, Elton Simpson dan Nadir Soofi, berhasil ditembak mati oleh polisi setempat.

"Satu-satunya cara untuk menunjukkan kepada teroris bahwa mereka tidak akan menang adalah dengan melakukan apa yang mereka larang," kata Wilders.

"Saya tidak menyiarkan kartun (Muhammad) untuk memprovokasi. Saya melakukannya karena kita harus menunjukkan bahwa kita memiliki kebebasan berbicara dan tidak akan pernah menyerah kepada kekerasan. Kebebasan berbicara adalah hak asasi kita, dan ini harus selalu menang atas kekerasan dan teror," kata Wilders.

Politikus populis ini juga menjelaskan bahwa dia "dipaksa" untuk menayangkan karikatur yang dinilai provokatif itu, utamanya karena disiarkan pada bulan suci Ramadan. Sebelumnya, Wilders meminta diadakan pameran serupa "Draw Mohammed", namun ide ini ditolak oleh parlemen Belanda.

Tayangan tersebut sontak menuai kritik luas, salah satunya dari juru bicara Dewan Masjid Maroko di Belanda Aissa Zanzen, yang menyebut tindakan Wilders merupakan aksi publisitas.

"Wilders ingin memprovokasi umat Islam dan dia telah melakukan semua yang dia bisa untuk melakukan itu," katanya.

Sebelum tayangan tersebut disiarkan, pemerintah Belanda mengambil langkah pencegahan, dengan mengirimkan 140 kabel diplomatik ke seluruh dunia untuk mempersiapkan kedutaan mereka akan konsekuensi yang terjadi dengan penayangan kartun tersebut.

Dalam kabel diplomatik itu, pemerintah Belanda menekankan bahwa siaran itu merupakan inisiatif dari Wilders.

Pameran dan kompetisi "Drew Mohammed" diselenggarakan oleh Pamela Geller dari Inisiatif Pertahanan Kebebasan Amerika. Dalam kompetisi itu, Wilders hadir sebagai pembicara utama.

Penembakan terjadi di luar gedung pameran, setelah Wilders meninggalkan acara tersebut. Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab, dan klaim ini diragukan oleh banyak pakar.

Perkembangan terbaru, Dewan juri federal Arizona mendakwa Abdul Malik Abdul Kareem, seorang pria yang diduga membantu merencanakan penembakan, dan merupakan teman sekamar dari dua pelaku penembakan. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER