ISIS Menyamar Jadi Tentara Kurdi, Bunuhi Warga

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2015 16:40 WIB
Anggota ISIS mengenakan seragam YPG memasuki Kobani dari timur dan barat, membunuhi beberapa warga sipil.
Anggota ISIS mengenakan seragam YPG memasuki Kobani dari timur dan barat, membunuhi beberapa warga sipil. (Reuters/Mahmoud Hebbo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para militan ISIS menyamar menjadi tentara Kurdi untuk menyusup masuk ke Kobani dan membunuh banyak warga sipil.

Juru bicara Kurdi di Kobani, Idriss Nasan, pada CNN mengatakan bahwa para anggota ISIS masuk ke wilayah itu dari timur dan barat pada Kamis (25/6), mengenakan seragam tentara keamanan Kurdi, YPG.

"Mereka mengenakan seragam YPG, jadi masyarakat tidak takut. Lalu mereka menembak. Banyak warga sipil yang kehilangan nyawanya," kata Nasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang saksi mata mengatakan bahwa beberapa anggota ISIS itu bisa berbahasa Kurdi. Mereka mengetuk pintu warga dan memerintahkan mereka keluar.

"Orang-orang keluar dan dibunuh," kata Nasan.

Di hari itu, tentara ISIS juga menyerang pasukan rezim Suriah di wilayah Hasakah, seperti disampaikan lembaga Syrian Observatory for Human Rights.

Di Kobani, tentara ISIS yang menyamar masih tersisa beberapa orang dan kini berlindung di dalam sebuah rumah. Nasan mengatakan, tentara Kurdi mencoba menangkap atau membunuh mereka.

Belum diketahui berapa orang tentara ISIS yang datang ke tempat itu atau jumlah korban tewas. ISIS meledakkan sedikitnya dua bom, satu di sebuah mobil dan yang lainnya di motor.

Lembaga Observatory mengatakan militan ISIS membunuh sedikitnya 20 orang di desa Barkh Butan dekat Kobani. ISIS juga meledakkan tiga bom mobil dekat perbatasan Suriah-Turki.

Pengamat Charles Lister dari Brookings Doha Center mengatakan serangan di dua tempat Kobani dan Hasakah bisa jadi cara ISIS untuk menjauhkan tentara Kurdi dari Raqqa, kota yang mereka klaim sebagai ibu kota kekhalifahan di Suriah.

"Penyamaran ISIS untuk memasuki Kobani menunjukkan sinyal penting tujuan mereka: tidak hanya untuk mengalihkan tapi memicu ketakutan," kata Lister.

Ahli terorisme di Timur Tengah dari Nottingham Trent University, Natasha Underhill, mengatakan bahwa ISIS yang mulai dipukul mundur di beberapa wilayah Irak bukan pertanda kelompok itu melemah.

"ISIS adalah kelompok yang penuh taktik dan strategi, lebih dari pada al-Qaidah. Apa yang kita sebut kemenangan melawan ISIS bisa jadi adalah mundurnya kelompok itu untuk mengatur strategi ulang," ujar Underhill.

"Pendekatan yang dilakukan mereka untuk menguasai kembali Kobani menunjukkan bahwa kelompok ini lebih seperti militer ketimbang organisasi teroris," lanjut dia lagi. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER