Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 20 warga Kurdi Suriah, termasuk wanita dan anak-anak, dieksekusi oleh kelompok militan ISIS dalam sebuah serangan di sebuah desa di selatan Kobani, Suriah, pada Kamis (26/6).
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa sejumlah warga desa Brakh Bootan tewas dan terluka akibat serentetan tembakan dalam serangan tersebut, termasuk wanita dan anak-anak. Sementara di pihak ISIS, lima pejuang tewas.
Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman, memaparkan bahwa militan ISIS merangsek masuk ke desa barkh Bootan yang terletak 20 km dari Kobani, secara singkat pada pagi hari, namun berhasil dipukul mundur oleh serangan udara koalisi internasional dan kedatangan pasukan Kurdi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, ISIS meluncurkan serangan kejutan Kobani melalui bom mobil yang menewaskan 15 orang dan melukai 70 orang. Sebuah ledakan bom mobil kedua terdengar dalam Kobani, hanya beberapa jam setelah para jihadis memasuki kembali kota Kurdi tersebut.
"(ISIS) meledakkan bom bunuh diri di daerah dekat perbatasan Turki, menewaskan sedikitnya lima orang," kata Rahman, dikutip dari Al-Arabiya.
"Bentrokan sengit meletus setelah itu di pusat kota dan sejumlah jasad tergeletak di jalan-jalan," tambahnya, tanpa memberikan jumlah korban tewas.
Masuk dari TurkiPejabat milisi Kurdi, YPG menyatakan bahwa sebuah bom mobil meledak di dekat gerbang perbatasan Turki pada Kamis (26/6) ketika para pejuang ISIS melancarkan serangan dari tiga sisi kota itu.
Sementara, Partai Demokratik Rakyat, HDP, yang pro-Kurdi di Turki menilai bahwa serangan ISIS di Kobani merupakan bukti bahwa Turki mendukung kelompok militan itu selama bertahun-tahun.
"Pemerintah Turki telah mendukung ISIS selama bertahun-tahun. Pembantaian hari ini adalah bagian dari dukungan itu," kata Figen Yuksekdag, salah satu pemimpin HDP, dikutip dari Reuters, Kamis (25/6).
HDP memasuki parlemen untuk pertama kalinya setelah mendapat lebih dari 10 persen suara dalam pemilihan umum yang digelar pada 7 Juni lalu.
Keberhasilan partai ini membuat berakhirnya dominasi Partai AK yang didirikan Presiden Tayyip Erdogan yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Partai AK kini perlu menggandeng partai lain untuk membangun koalisi pemerintahan.
Terkait tuduhan tersebut, Erdogan membantahnya dan menuduh partai HDP dimanipulasi oleh "lobi-lobi internasional" dan pemerintah Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
"Tidak ada yang dapat menggambarkan Turki berada dalam baris yang sama dengan terorisme," kata Erdogan, dikutip dari CNN Turki,
Kobani, kota yang berbatasan dengan Turki, merupakan simbol penting dalam perang melawan ISIS. Koalisi serangan udara yang dipimpin AS juga ikut membantu milisi Kurdi memukul ISIS sejak Januari lalu, setelah pertempuran berlangsung selama empat bulan.
Televisi pemerintah Suriah melaporkan bahwa militan ISIS terlihat memasuki Kobani dari Turki. Namun, saluran TV ini tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Tanju Bilgic membantah keras tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai "kebohongan."
Bilgic menyatakan bahwa sebanyak 63 orang yang terluka dibawa ke Turki setelah serangan itu dan dau dari mereka, salah satunya anak kecil, tak dapat diselamatkan nyawanya.
Sementara, kantor gubernur di provinsi Sanliurfa, Turki menyatakan bahwa bukti-bukti menunjukka n bahwa anggota militan telah memasuki Kobani dari kota Jarablus, Suriah, yang berada di sebelah barat Kobani.
(ama/ama)