Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Perancis, Francois Hollande langsung memberikan pernyataan ketika mendengar serangan yang terjadi di pabrik gas di kota Saint-Quentin-Fallavier, di sebelah tenggara Perancis pada Jumat (26/6). Hollande menyatakan bahwa pelaku penyerangan berniat membuat ledakan di pabrik gas milik perusahaan Air Products tersebut.
"Saya tengah menghadiri rapat Dewan Eropa ketika mendengar serangan yang terjadi di Saint-Quentin-Fallavier di Isere. Kendaraan yang disetir oleh seseorang, kemungkinan ditemani oleh orang lainnya, dikebut dengan kecepatan tinggi menuju pabrik yang dipenuhi gas silinder," kata Hollande di Brussels, Belgia, Jumat (26/6), dikutip dari The Liberation.
(
Baca juga: FOKUS: Perancis Diguncang Teror)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuannnya tak lain adalah untuk membuat ledakan. Sifat serangan ini adalah terorisme. Korban ditemukan tanpa kepala dipenuhi dengan tulisan," ujar Hollande.
Hollande menyatakan bahwa Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve, akan segera memaparkan informasi yang berguna, dan hanya informasi saja, karena penyelidikan sedang berlangsung.
"Di saat-saat seperti ini kita harus bersimpati kepada para korban. Perancis akan terus berusaha melindungi rakyat dan membasmi kelompok teror," kata Hollande melanjutkan.
Serangan yang diduga diluncurkan oleh anggota militan ISIS ini terjadi di situs pengisian gas pada pukul 10 pagi waktu setempat.
"Jika mereka menyerang situs produksi, kerusakan bisa saja jauh lebih besar, karena ada tangki oksigen yang besar di sana," kata sumber internal perusahaan yang enggan disebutkan namanya.
Menurut harian setempat, Le Dauphiné Libere, pelaku penyerangan memasuki pabrik dan mengaku sebagai anggota ISIS. Dilaporkan France24, pria tersebut membuka botol gas dan memicu ledakan.
Disebutkan pula bahwa salah satu korban tewas karena dipenggal dan sejumlah lainnya terluka.
Kepala korban dipenuhi oleh tulisan berbahasa Arab dan ditancapkan di pagar kawat di depan pabrik.
Menurut laporan media Perancis lainnya, Le Monde, ledakan dilakukan oleh dua pelaku serangan yang merangsek masuk ke gedung dengan sebuah kendaraan.
Ledakan itu melukai setidaknya satu orang karyawan gedung tersebut. Bendera berbahasa Arab juga ditemukan di lokasi kejadian.
Kepolisian setempat menyatakan saat ini satu orang pelaku telah dibekuk pihak kepolisian.
Serangan ini merupakan serangan terbesar kedua pada tahun ini, setelah tragedi tiga hari di Perancis pada Januari lalu di kantor majalah satire Charlie Hebdo dan toko halal Yahudi. Sebanyak 17 orang tewas dalam kejadian tersebut.
(ama/ama)