Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari 10 orang tewas ketika bom bunuh diri meledak di sebuah masjid Muslim Syiah di kota Kuwait saat shalat Jumat tengah berlangsung.
Dilaporkan Reuters, kelompok militan Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. ISIS melalui media sosial menyatakan target serangan tersebut adalah "temple of rejectionists"- istilah yang merujuk kepada Syiah Muslim, yang mereka anggap sebagai bidah.
Anggota parlemen Kuwait, Khalil al-Salih menjelaskan seorang pelaku bom meledakkan dirinya di sisi Masjid A-Sadeq ketika jemaah shalat Jumat tengah bersujud. Aksi tersebut menghancurkan dinding dan langit-langit masjid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu jelas dari tubuh pelaku bom bunuh diri dan dia masih muda. Dia berjalan ke ruang doa ketika sujud berlangsung. Dia tampaknya berusia sekitar 20-an. Saya melihatnya dengan mata saya sendiri," katanya kepada Reuters melalui telepon.
Menurutnya, lebih dari 2 ribu muslim Syiah Ja'afari tengah beribadah di masjid tersebut ketika ledakan terjadi. "Ledakan itu sangat keras. Langit-langit dan dinding masjid hancur, " katanya.
Pasca ledakan tersebut, Kementerian Dalam Negeri menginstruksikan warganya untuk menjauh dari tempat kejadian guna memungkinkan pihak berwenang menyelidikinya.
Gubernur Kuwait, Thabet al-Muhanna mengatakan sedikitnya 10 orang tewas dalam serangan itu.
Menteri Kehakiman, Wakaf dan Urusan Islam Kuwait, Yaqoub Al-Sanea mengutuk serangan teroris yang mengancam keamanan persatuan negaranya itu.
"Kuwait akan tetap menjadi oasis keamanan untuk semua kelompok masyarakat Kuwait dan semua sekte. Pemerintah mengambil banyak prosedur untuk melindungi doa dan masjid," ujarnya seperti dikutip Reuters dari kantor berita Kuwait, KUNA.
Aksi teror ini merupakan serangan bom bunuh diri pertama di sebuah masjid Syiah yang terletak di kawasan penghasil minyak di Teluk Arab, di mana selama ini Sunni dan Syiah hidup berdampingan tanda ada gesekan.
Sebelumnya, pada Selasa (23/6) ISIS menyerukan para pengikutnya untuk meningkatkan serangan selama bulan puasa Ramadhan terhadap umat Kristen, Syiah dan Muslim Sunni yang berkoalisi dengan Amerika Serikat untuk melawan kelompok ultra-radikal.
Baru-baru ini, ISIS telah dua kali melakukan teror dengan menjadikan masjid Syiah di Arab Saudi sebagai target peledakan dan menyerang anggota cabang sekte Zaidi di Yaman.
(ags)