Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat dan Kuba sepakat untuk membuka kedutaan dan memulai kembali hubungan diplomatik setelah bermusuhan selama lebih dari lima dekade. Kesepakatan bersejarah ini akan diumumkan secara resmi pada Rabu (1/7) oleh Presiden AS Barack Obama.
Senada dengan itu, pemerintah Kuba mengatakan bahwa Jeffrey DeLaurentis, kepala misi AS akan bertemu dengan menteri luar negeri sementara Kuba di Havana untuk memberikan catatan dari Obama kepada Presiden Kuba Raul Castro terkait pengumuman tersebut.
(
Baca juga: AS-Kuba Akan Buka Kembali Kedutaan Besar)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Obama dan Castro sempat bertemu pada April lalu.
Setelah kedutaan masing-masing negara resmi dibuka di Havana dan Washington, kedua negara dapat memulai lagi kerja sama di berbagai sektor.
Pemulihan hubungan antara kedua negara akan menjadi fase terakhir dalam proses normalisasi. Diperkirakan proses tersebut akan bergerak lambat karena adanya masalah terkait catatan buruk hak asasi manusia di Kuba dan keinginan Havana untuk tetap mengelola perekonomian negara sepenuhnya.
Sementara itu, embargo ekonomi AS terhadap Kuba akan tetap berlaku dan hanya dapat dicabut oleh Kongres AS.
Pejabat AS mengatakan, anggota Kongres anti-Castro garis keras tak akan memiliki banyak peluang untuk memprotes perbaikan hubungan AS-Kuba.
Namun, Ileana Ros-Lehtinen, seorang anggota kongres Republik Kuba-Amerika di Florida Selatan mengatakan mengatakan pembukaan kedutaan tak akan berdampak apa-apa.
“Membuka Kedutaan AS di Kuba tak akan bisa menolong rakyat Kuba dan ini hanya upaya sepela Obama untuk pergi berbelanja di Kuba,” ujar Ros-Lehtinen dalam sebuah pernyataan.
Hasil dari negosiasi sulitAS dan Kuba memulai negosiasi rahasianya terkait pemulihan hubungan pada pertengahan tahun 2013, kemudian pada 17 Desember 2014 membuat pengumuman terkait hal tersebut ketika Obama dan Castro secara terpisah mengatakan akan bertukar tahanan dan berusaha menormalkan hubungan.
Kuba secara resmi dihapus dari daftar negara terorisme oleh AS pada akhir Mei lalu, dan ini adalah salah satu hal penting menuju pemulihan setelah 54 tahun Washington memutuskan hubungan dengan Kuba dan memberlakukan embargo pada negara Komunis itu.
Disinyalir, Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan terbang ke Havana pada 20 Juli untuk melakukan upacara bendera dalam rangka membuka kembali kedutaan Amerika disana.
Namun masih belum jelas seberapa cepat kedua negara akan menunjuk calon duta besarnya masing-masing.
(stu/stu)