Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca serangan bom bunuh diri di masjid Syiah yang menewaskan 26 orang pekan lalu, pemerintah Kuwait menerapkan undang-undang baru pada Rabu (1/7), yang mewajibkan warga lokal maupun asing untuk melakukan tes DNA.
Undang-undang tersebut dilakukan pemerintah Kuwait untuk membantu petugas keamanan melakukan penangkapan lebih cepat dalam kasus pidana. Undang-undang ini juga mengharuskan pembangunan database yang merinci secara lengkap 1,3 juta warga negara Kuwait dan 2,9 juta warga asing oleh Kementerian Dalam Negeri.
Berdasarkan undang-undang yang baru ini, mereka yang menolak untuk memberikan sampel untuk tes wajah terancam hukuman satu tahun penjara dan denda maksimal US$33 ribu atau setara dengan Rp491 juta. Sementara bagi mereka yang memberikan sampel palsu, dapat dipenjara selama tujuh tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parlemen Kuwait juga menyetujui dana darurat sebesar US$400 juta, atau sekitar Rp5,9 triliun untuk pengeluaran yang dibutuhkan oleh kementerian dalam negeri.
"Kami telah menyetujui hukum pengujian DNA dan menyetujui dana tambahan. Kami siap untuk menyetujui apa pun yang diperlukan untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan di negara ini, "kata anggota parlemen independen Kuwait, Jamal al-Omar, dikutip dari Al-Arabiya.
Langkah pengamanan ini menyusul serangan bom bunuh diri yang meletus di di sebuah masjid Syiah di ibu kota pada waktu salat Jumat, (26/6). Sebanyak 227 orang terluka dalam serangan yang diklaim oleh kelompok militan ISIS itu.
Afiliasi ISIS di Saudi, Provinsi Najd, mengklaim pemboman itu dan mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri bernama Abu Suleiman al-Muwahhid. Pihak berwenang Kuwait menyatakan bahwa nama asli sang pelaku adalah Fahd Suleiman Abdulmohsen al-Qabaa, pria yang lahir di Saudi lahir pada 1992.
Menteri Dalam Negeri Kuwait, Sheikh Mohammad Khaled al-Sabah, pada Selasa (30/6) menyatakan kepada parlemen bahwa petugas keamanan telah membongkar "sel teror" di balik aksi pengeboman itu.
"Kami berada dalam keadaan perang. Ya, kami telah merusak sel teror ini tetapi ada kelompok lain yang akan menyerang kita," kata Sheikh Mohammad.
Dia mengatakan pemerintah telah merevisi "semua langkah-langkah keamanan, terutama di sekitar masjid dan semua tempat ibadah."
Dari sejumlah tersangka yang ditangkap, lima orang telah dirujuk ke layanan penuntutan publik. Kelima orang ini termasuk sopir yang membawa si pelaku pengeboman ke masjid dan merupakan pemilik mobil.
Kementerian Urusan Islam dan Hukum, Yacoub al-Sane menyatakan kepada parlemen bahwa dewan peradilan tertinggi telah memutuskan untuk membuat pengadilan khusus dalam menyelesaikan perkara ini.
(ama/ama)