Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat dan Kuba sepakat untuk resmi memulai kembali hubungan diplomatik pada 20 Juli mendatang dan berencana membuka kedutaan besar di masing-masing negara. Terkait hal ini, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dijadwalkan berkunjung ke Havana dalam waktu dekat.
Dilaporkan Reuters, kesepakatan yang memenuhi janji kedua negara yang sepakat untuk melakukan normalisasi enam bulan lalu ini tercantum dalam pertukaran sejumlah surat antara Presiden AS Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro.
Langkah ini juga merupakan upaya untuk mengakhiri sentimen saling tuding antar kedua negara sejak pemerintah Fulgencio Batista yang didukung AS digulingkan oleh Fidel Castro pada 1 Januari 1959.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam isi surat tersebut, tercantum tanggal 20 Juli sebagai tanggal dimulainya pembentukan kembali hubungan antar Washington-Havana. Kedutaan besar di kedua negara dapat dibuka pada tanggal tersebut atau setelahnya.
Kerry menyatakan saat mengunjungi Havana, dia akan menaikkan bendera AS di luar gedung yang akan menjadi tempat berdirinya kedutaan besar AS.
"Setahun yang lalu, terlihat tidak mungkin mengibarkan bendera kita di sebuah kedutaan besar di Havana. Kemajuan yang kita jalani saat ini menunjukkan bahwa kita tidak harus terpenjara oleh masa lalu," kata Obama, sembari menyatakan bahwa hubungan kedua negara terputus di tahun yang sama dengan kelahirannya, 1961.
Terkait hal ini, Obama mendesak agar Kongres mencabut embargo AS terhadap Kuba. "Warga AS dan Kuba siap untuk berjalan ke arah depan. Sudah seharusnya Kongres melakukan hal serupa," kata obama.
Tak melepas GuantanamoMeski demikian, pemerintah Kuba merilis pernyataan pada Rabu (1/7) yang meminta AS menghentikan tayangan radio dan TV ke negara ini dan mengembalikan wilayah di Teluk Guantanamo ke Kuba.
Menanggapi ini, Menteri Pertahanan AS Ash Carter menyatakan AS tidak berencana untuk menyerahkan pangkalan angkatan laut di Teluk Guantanamo seluas 116 km persegi kepada Kuba.
"Dengan hormat, tidak ada ekspektasi maupun rencana untuk melepaskan pangkalan AL kepada Kuba," kata Carter.
Kuba, yang kini dipimpin oleh Raul Castro, adik Fidel, mendukung hubungan diplomatik kedua negara yang diyakini akan memperkuat prinsip kesetaraan kedaulatan dan non-interferensi.
Kuba menyatakan bahwa AS harus mencabut embargo ekonomi kepada Kuba agar kedua negara dapat membina hubungan diplomatik yang harmonis. Namun, sebagian besar anggota Kongres yang terdiri dari politisi Partai Republik yang anti-Castro menolak penghapusan embargo ini.
(ama/stu)