Antara 'Ya' dan 'Tidak', Rakyat Yunani Terpecah

Ike Agestu | CNN Indonesia
Sabtu, 04 Jul 2015 15:14 WIB
Jelang referendum pada Minggu, 5 Juli, rakyat Yunani terpecah di antara pilihan yang akan menentukan masa depan mereka.
Jelang referdendum pada Minggu, 5 Juli mendatang, rakyat Yunani terpecah di antara pilihan yang akan menentukan masa depan mereka. (Reuters/Yannis Behrakis)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lapangan Syntagma di Athena kembali ramai oleh demonstrasi, sekitar 25 ribu orang berkumpul, berseru untuk memilih “Tidak” pada referendum yang akan dilangsungkan pada Minggu (5/7).

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras berbicara kepada kerumunan orang dan menyerukan hal yang sama, mendorong agar rakyat Yunani berdiri melawan “mereka yang menerormu.”

Dikutip dari The Independent, pada waktu yang sama, terdapat sekelompok orang dengan jumlah jauh lebih sedikit, berkumpul di lokasi yang hanya berjarak beberapa kilometer, mengusung opini berlawanan, berseru untuk memilih “Ya”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski banyak yang mengkhawatirkan akan terjadi bentrok antara kedua kelompok demonstran, kemungkinannya relatif kecil karena ketatnya pengamanan aparat.

“Pada Minggu, kita tidak hanya menentukan apakah akan tinggal di Eropa, namun kita memutuskan untuk tinggal dengan martabat di Eropa,” kata Tsipras.

Ia juga menyerukan, “Katakan tidak pada ultimatum dan mereka yang menerormu.”

Sementara itu jajak pendapat menunjukkan bahwa warga Yunani terbelah antara mereka yang memilih “Ya” dan “Tidak” dengan perbedaan tipis.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menyerukan rakyat Yunani untuk memilih "Tidak", berujung pada skenario "Grexit". (Reuters/Yannis Behrakis)
Pilihan “Tidak”, akan membawa Yunani keluar dari zona euro atau biasa disebut skenario ‘Grexit’. Ini lantaran Yunani hampir kehabisan euro dan hanya Uni Eropa yang bisa menyelamatkannya.

Dengan memilih “Tidak”, maka akan sulit pula bagi Yunani untuk memulai negosiasi untuk mendapatkan dana talangan (bailout) yang baru untuk membayar dana pensiun dan membiayai pegawai negeri.

Jika memilih “Ya”, maka rakyat Yunani akan tetap menjadi anggota Uni Eropa. Uni Eropa akan memberi dana talangan, namun dengan beberapa syarat diantaranya dengan memotong dana pensiun dan pengeluaran pemerintah.

Jika nanti pemilih “Ya” yang menang, maka pemerintahan yang saat ini dipimpin oleh partai sayap kiri Syriza, diperkirakan akan mengundurkan diri. Menteri Ekonomi Yunani, Yanis Varoufakis, sudah menyatakan bahwa ia akan mundur jika banyak warga Yunani memilih “Ya”. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER