Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan menteri luar negeri Amerika Serikat yang akan mencalonkan diri pada pemilihan umum presiden 2016, Hillary Clinton, mengaku kecewa dengan komentar soal imigrasi warga Meksiko yang diluncurkan bos
real estate dan bintang
reality show, Donald Trump. Clinton menyesalkan Trump menyebut pendatang asal Meksiko hanya menjadi pengedar narkoba dan pemerkosa di AS.
"Sangat buruk, dan saya merasa sangat kecewa dengan dia dan dengan Partai Republik yang tidak dengan segera menanggapi komentar tersebut, dan membuat Trump berhenti berkomentar," kata Clinton ketika diwawancarai CNN, Rabu (8/7).
(
Baca juga: Jika Bukan Hillary Clinton, Lalu Siapa?)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar Trump yang bernada rasis tersebut diluncurkan pada 16 Juni 2015, bertepatan dengan pengumuman rencananya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Republik. Clinton dan Trump kini sama-sama berada di bursa bakal calon presiden dari dua partai yang berbeda.
Komentar Trump yang dianggap rasis juga berakibat kepada sejumlah bisnisnya. Stasiun televisi NBC Universal membatalkan acara penyiaran Miss Universe dan Miss USA yang dimiliki Trump.
Kasus paling baru, organisasi Trump menyatakat bahwa Trump dan Asosiasi Golf Profesional Amerika sepakat memindahkan acara golf internasional yang sebelumnya dijadwalkan digelar di lapangan milik Trump pada Oktober mendatang.
Lebih lanjut, Clinton menyatakan kecewa dengan Partai Republik yang tidak bersikap terbuka terkait peraturan tentang kewarganegaraan Amerika bagi imigran Meksiko yang ilegal.
"Mereka menolak jalur untuk pemberian kewarganegaraan. Saya pikir itu sebuah kesalahan," kata Clinton.
Clinton, istri dari mantan presiden Bill Clinton, merupakan kandidat bakal calon presiden yang kuat dari Partai Demokrat. Dalam kampanyenya, Clinton berjanji memperjuangkan masyarakat yang lebih adil, memberikan dukungan pada pernikahan sesama jenis, hak-hak perempuan, kesetaraan gaji, energi bersih dan mengatur Wall Street.
Clinton juga berjanji untuk “membuat perekonomian menyentuh bagi warga biasa, tidak hanya utuk mereka yang sudah kaya” jika terpilih sebagai presiden.
(ama/stu)