Irak Terima Pinjaman dari Bank Dunia untuk Rekonstruksi

Fadli Adzani/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 13 Jul 2015 12:30 WIB
Irak menerima pinjaman sebesar US$350 juta pada Minggu untuk mendanai rekonstruksi kota-kota yang sempat diduduki militan ISIS.
Irak menerima pinjaman sebesar US$350 juta pada Minggu untuk mendanai rekonstruksi kota-kota yang sempat diduduki militan ISIS. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Irak dan Bank Dunia menandatangani perjanjian pinjaman sebesar US$350 juta pada Minggu (12/7) untuk mendanai rekonstruksi kota-kota yang sempat diduduki militan ISIS. Peminjaman tersebut adalah bantuan internasional pertama yang diterima Irak dalam upaya membangun ulang wilayah yang porak-poranda akibat perang.

Menteri Keuangan Irak Hoshiyar Zebari mengatakan bahwa sepertiga dari uang tersebut akan digunakan untuk memperbaiki jalanan dan jembatan. Jumlah yang sama juga akan dialokasikan untuk memulihkan jaringan listrik, air dan limbah.

Irak menghadapi defisit anggaran hingga US$20 miliar tahun ini akibat pendapatan minyak yang rendah dan biaya yang dikeluarkan untuk berperang melawan militan ISIS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak musim panas 2014, ISIS telah menduduki sebagian besar wilayah di utara dan barat Irak, namun wilayah Diyala dan Salahuddin sudah direbut kembali oleh milisi Syiah, angkatan bersenjata Kurdi dan pasukan keamanan Irak. Mereka juga ditolong oleh serangan udara yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

"Ini adalah bantuan nyata pertama yang diberikan kepada kami untuk rekonstruksi dan stabilisasi guna memenormalisasi hidup di wilayah yang telah dibebaskan dari ISIS," kata Zebari pada saat menandatangani perjanjian dengan Bank Dunia.

Dia menambahkan, pinjaman dengan bunga satu persen selama 15 tahun dan masa tenggang selama lima tahun.

Irak juga telah menerima janji dukungan dana untuk rekonstruksi di negaranya dari AS, Uni Eropa, Jepang dan negara-negara di Eropa. Namun, kata Zebari, pinjaman dari Bank Dunia adalah yang pertama kali terwujud.

Krisis Terburuk Irak

Pasukan Irak merebut kembali Tikrit, kampung halaman mantan presiden Saddam Hussein tiga bulan lalu. Hal tersebut adalah pencapaian terbaik pasukan Irak sejak ISIS mengumumkan kekhalifahan mereka.

Akan tetapi, kerusakan yang luas dan sisa pengeboman dan juga ketakutan warga Sunni atas retribusi yang akan dibeelakukan kaum Syiah yang ikut membebaskan wilayah dari tangan ISIS menyebabkan hanya 4.000 keluarga yang baru kembali ke Irak.

Dokumen peminjaman Bank Dunia juga mengungkapkan bahwa ada kebutuhan untuk memulihkan layanan dasar bagi publik dengan cepat. Upaya ini juga akan dilhat sebagai cara Irak untuk memenuhi kredibilitas sebagai negara.

Sementara itu, Bank Dunia juga sedang mempersiapkan dana tambahan terpisah sebesar US$1 miliar untuk membantu Baghda memperbaiki defisit anggarannya.

Salah satu pejabat Bank Dunia mengatakan bahwa usulan baru ini menunggu persetujuan dari dewan bank. Nantinya dana akan digunakan untuk meningkatkan efisiensi energi, membentuk kembali BUMN dan meningkatkan efisiensi anggaran belanja.

"Kami ingin menjalankan program ini secapat mungkin, seperti yang sudah kami lakukan dengan operasi investasi," kata Direktur Bank Dunia untuk Timur Tengah, Ferid Belhaj.

"Kami berharap dapat menyelesaikan proses ini pada September atau Oktober," tambahnya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER