Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan militer Mesir meluncurkan serangan udara dan melancarkan operasi darat yang menewaskan 63 pemberontak yang berbaiat pada ISIS di Sinai Utara pada Minggu (5/7), hal tersebut dikonfirmasi petugas keamanan setempat. Disinyalir, kelompok pemberontak di Sinai Utara semakin ambisius.
Sumber keamanan mengatakan pasukan militer Mesir berhasil menewaskan 63 militan di pedesaan yang diapit kota Sheikh Zuweid dan Rafah.
Sebelum melakukan serangan, pasukan militer Mesir menemukan empat tempat persembunyian para militan tersebut dan kemudian menyerang mereka menggunakan helikopter Apache dan serangan darat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, kelompok ISIS di Mesir, yang baru-baru ini mengganti nama Provinsi Sinai, sudah menewaskan ratusan tentara dan polisi setelah Mantan Presiden Mesir Mohammed Mursi digulingkan.
Walaupun kota Sinai sudah menjadi masalah untuk keamanan Mesir dan negara tetangganya, penggulingan Mursi membawa kekerasan baru yang tumbuh menjadi pemberontakan yang menyebar keluar daerah.
Pada Senin (29/6) lalu, sebuah bom mobil meledak di Kairo. Insiden tersebut menewaskan seorang jaksa yang merupakan pejabat tertinggi pemerintah yang terbunuh sejak pemberontakan dimulai.
Pemerintah Mesir menuduh Ikhwanul Muslimin (IM) yang diduga telah terlibat dalam beberapa penyerangan di Sinai. IM mengklaim bahwa mereka melakukan aksi damai untuk menggulingkan pemerintahan militer Mesir.
Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan pada Minggu bahwa mereka telah menangkap 12 angota IM yang terbukti membentuk tiga jaringan untuk menyerang polisi, tentara serta pangkalan militer dan kantor polisi.
Pada hari yang sama, dilaporkan MENA, para jaksa juga mendakwa 22 orang yang menanam bom di dekat gedung-gedung seperti pengadilan tinggi dan gedung kabinet.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengaku khawatir akan pergerakan militan di negara tetangga Libya, tempat Mesir melancarkan serangan udara terhadap ISIS.
Pria Bersenjata Lukai Empat Militer MesirEmpat pasukan militer Mesir terluka parah setelah orang-orang bersenjata yang tak dikenal menyerang kamp keamanan dengan mortir di Rafah, kota di perbatasan Mesir.
Keempat tentara tersebut langsung dibawa ke rumah sakit di Al-Erish, ibu kota dan kota terbesar di Sinai Utara.
Rafah, yang berbatasan dengan Jalur Gaza, berjarak sekitar 50 kilometer dari Erish.
Sumber keamanan setempat juga mengatakan mereka telah menghancurkan terowongan bawah tanah di sebuah rumah yang terletak di Taweel al-Amer, sebuah distrik di Rafah. Pemiliki rumah tersebut langsung ditangkap untuk diadili.
Militan di Sinai telah lama berperang melawan pasukan keamanan Mesir, tetapi mereka meningkatkan serangan setelah Mantan Presiden Mesir Mursi digulingkan dari kekuasaan pada bulan Juli dua tahun silam.
(den)