Seoul, CNN Indonesia -- Korea Utara memasang jalur khusus sepeda di jalan-jalan utama Pyongyang dalam upaya mengurangi kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki akibat penambahan jumlah sepeda setelah lebih banyak warga yang memiliki uang lebih untuk membeli sepeda.
Sepeda adalah barang mahal, namun jenis transportasi yang populer bagi kebanyakan warga negara miskin yang mengucilkan diri ini. Sementara itu, jumlah mobil pribadi, meski meningkat, masih tetap sedikit.
Sepeda seringkali digunakan oleh kaum perempuan untuk membawa barang dagangan ke pasar semi-terbuka, dan salah satu toko yang paling banyak adalah bengkel sepeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto-foto memperlihatkan batu-batu beton untuk pejalan kaki di pusat kota Pyongyang diganti dengan satu jalur sepeda dengan permukaan halus dan ditandai dengan gambar sepeda berwarna putih.
Satu foto yang diambil awal Juli ini memperlihatkan jalur sepeda yang baru dipasang mengarah ke hotel Ryugyong yang memiliki lantai 105, sementara batu-batu semen yang telah diangkat masih berserakan di pinggirnya.
Pengguna sepeda di Korea Utara tidak boleh mempergunakan jalan raya di kota dan selama bertahun-tahun mempergunakan satu jalur kecil tanpa tanda di trotoar bersama dengan pejalan kaki.
 Jalur khusus sepeda ini dibangun agar pengguna sepeda tidak menabrak pejalan kaki. (Reuters/Handout) |
“Situasi ini menyebabkan banyak terjadi kecelakaan dan tabrakan, dan pengguna sepeda pun berjalan dengan lambat dan sering membunyikan belnya,” ujar Simon Cockerell dari Koryo Tours yang berbasis di Beijing.
Pyongyang secara geografis cocok untuk pengguna sepeda, tetapi pihak berwenang berulang kali melarang dan kemudian memperbolehkan pengguna sepeda bergerak di pusat kota.
Cockerell mengatakan jumlah pengguna sepeda di Pyongyang tampaknya meningkat sekitar 50 perrsen dalam beberapa tahun, meski naik sepeda dianggap kurang canggih bagi kebanyakan warga Pyongyang yang sangat penuh perhatian akan penampilan.
“Sepeda bukan jenis transportasi bagi kebanyakan warga Pyongyang, dan banyak orang yang saya hubungi, terutama dari kaum pria, mengecilkan kemungkinan mereka naik sepeda,” kata Cockerell yang menawarkan wisata sepeda di Korea Utara.
(yns)