Korsel Minta RI Ikut Tekan Korut Hentikan Ambisi Nuklir

Ike Agestu | CNN Indonesia
Kamis, 02 Jul 2015 10:28 WIB
Pemerintah Korea Selatan meminta Indonesia ikut mendesak Korea Utara agar menghentikan program nuklir.
Bulan lalu, Kim Jong Un secara langsung menghadiri peluncuran rudal yang diklaim diluncurkan dari kapal selam. (Dok. Reuters TV)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Korea Selatan meminta Indonesia ikut mendesak Korea Utara agar menghentikan program nuklir. Korea Utara, yang saat ini berada di bawah berbagai sanksi PBB, tampak tak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan program nuklir, malah sebaliknya.

"Seperti diketahui, Korut ingin membangun senjata nuklir, dan itu adalah ancaman bagi Korea Selatan dam seluruh dunia. Dan yang paling terancam adalah negara di sebelahnya, Korea Selatan," kata Taiyoung Cho, duta besar Korea Selatan untuk Indonesia di Jakarta, Rabu (1/7).

Korsel, menurut Taiyoung, sejauh ini melakukan berbagai upaya untuk menghentikan Korut berhenti mengejar ambisi nuklirnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama, membujuk Korut dengan berdialog. Kedua, menekan Korut dengan cara bekerja sama dengan masyarakat internasional," tambah dia.

Korut terakhir kali memamerkan ambisi nuklirnya bulan lalu, ketika kantor berita Korut, KCNA, memberitakan bahwa Kim Jong Un secara langsung menghadiri peluncuran rudal yang diklaim diluncurkan dari kapal selam.

Tak ada yang bisa memverifikasi kemampuan Korut tersebut--meski banyak spekulasi dari para ahli--namun ini merupakan salah satu bukti upaya Korut untuk mengejar ambisi nuklirnya.

"Sayang sekali Korut selalu menolak untuk berdialog dengan kami. Agar mereka menghentikannya, kami berharap Indonesia juga dapat ikut mendesak Korut untuk menghentikan nuklir mereka," ujar Taiyoung.

Taiyoung, ketika berbicara dengan media di Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta, tidak menutupi kekhawatiran Korea Selatan akan program nuklir Korut.

"Seoul, ibu kota Korea Selatan, terletak di lokasi yang jaraknya hanya satu jam perjalanan dengan mobil dari perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara, dengan penduduk mencapai 12 juta. Dan di perbatasan ada militer sebanyak 1,2 juta," ujar Taiyoung, merujuk ke wilayah perbasatan kedua negara, DMZ.

Membentang di Semenanjung Korea, DMZ adalah wilayah dengan lebar 4 km dan sarat akan ranjau darat dan kawat berduri, dan merupakan perbatasan dengan jumlah pasukan militer terbanyak di dunia.

"Bisa dibayangkan, kalau di wilayah Indonesia, ibu kota Jakarta misalnya, jarak sekitar satu jam, mungkin Bogor, ada musuhnya begitu banyak," kata Taiyoung.

Karena kondisi tersebut, Taiyoung mengungkapkan negaranya terus berusaha keras untuk menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea, dan bergerak menuju upaya reunifikasi.

Tahun ini, menandai 70 tahun terpisahnya kedua Korea, menurut Taiyoung, Korsel ingin merencanakan upaya reunifikasi secara nyata dan sistematis. Meski "tidak ada tanda-tanda reunifikasi dalam waktu dekat." (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER