Jakarta, CNN Indonesia -- Perundingan nuklir antara Iran dengan enam negara dunia di Wina, Austria dinyatakan mundur satu pekan, setelah tak juga mencapai kesepakatan pada tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya, Selasa (30/6).
Dilaporkan Reuters, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf menyatakan para negara peserta dialog setuju untuk memperpanjang tenggat waktu kesepakatan hingga 7 Juli 2015, agar waktu bernegosiasi lebih panjang untuk mencapai kesepakatan.
(
Baca juga: Apa Saja yang Perlu Diketahui Soal Perundingan Nuklir Iran?)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesepakatan yang dinilai dapat meredakan permusuhan antara Iran dan Amerika Serikat yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Meski demikian, banyak sekutu AS, seperti Arab Saudi dan Israel yang skeptis akan kemungkinan ini.
Sementara, para diplomat menyatakan tenggat waktu perundingan yang sebenarnya bukanlah jatuh pada tanggal 30 Juni melainkan tanggal 9 Juli. Kesepakatan itu membutuhkan waktu 30 hari untuk diajukan ke Kongres AS untuk ditinjau sebelum Obama dapat mulai menangguhkan sanksi atas Iran.
Setelah itu, peninjauan lanjutan akan berlangsung 60 hari, yang dapat meningkatkan resiko kesepakatan bisa terurai.
Kembali molornya perundingan ini untuk mencapai kesepakatan memicu reaksi dari Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan Presiden Iran, Hassan Rouhani.
Obama menyatakan bahwa tidak akan terjadi kesepakatan jika semua upaya Iran untuk membuat senjata nuklir tidak terputus.
Rouhani pun angkat bicara dengan menyatakan bahwa negaranya akan melanjutkan program atom yang sebelumnya ditangguhkan jika Barat melanggar janji-janjinya, atau jika kesepakatan galgal tercapai.
"Jika kita mencapai kesepakatan, kedua belah pihak harus berkomitmen menerapkannya. Jika ada yang melanggar kesepakatan, maka kami akan kembali ke jalur lama, dan akan lebih kuat dari sebelumnya," kata Rouhani di Teheran, dikutip dari kantor berita IRNA.
Rouhani sendiri merupakan menjadi pendukung kuat perundingan nuklir Iran, namun dinilai memiliki pengaruh yang lebih kecil di Iran ketimbang Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali
Iran berunding dengan AS, Inggris, Perancis, Rusia, China dan Jerman untuk mencapai kata sepakat atas program nuklirnya yang dinilai Barat untuk tujuan pembuatan senjata. Barat meminta program nuklir tersebut dihentikan paling tidak selama satu dekade. Sebagai imbalan, sanksi ekonomi terhadap Iran akan dicabut.
(
Baca juga: Ramai-ramai Melucuti Nuklir Iran)
"Pada akhirnya, semuanya akan bergantung kepada Iran untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh masyarakat internasional," kata Obama saat konferensi pers di Washington.
Komentar Obama ini tampaknya merupakan balasan dari Khamenei, yang pekan lalu menyatakan pelarangan akses ke situs nuklir maupun militer Iran. Padahal, salah satu poin yang tercantum dalam kerangka kesepakatan perundingan menyebutkan Badan Energi Atom Internasional, IAEA harus memiliki akses ke situs nuklir dan militer Iran.
Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Iran, IRNA, menyatakan ada masalah yang sulit agar kesepakatan ini dapat tercapai sembari menjelaskan manfaat bagi Iran jika kesepakatan jadi tercapai.
"Kami telah menawarkan penangguhan semua sanksi ekonomi dan keuangan pada tahap pertama. Para ahli memperkirakan bahwa penghapusan sanksi akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dari 5 sampai 7 persen," kata Steinmeier.
(ama/ama)