Karpet Persia akan Terkena Dampak Perjanjian Nuklir Iran

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 16 Jul 2015 03:20 WIB
Dikatakan Yaraghi, harga karpet-karpet dari India, China dan Pakistan memang lebih murah dari karpet Persia, tapi kualitasnya tidak terlalu bagus.
Ilustrasi. (Wikimedia Commons/Lluis Satorre Gonzalez)
Los Angeles, CNN Indonesia -- Sehari-hari Alex Helmi dikelilingi oleh tumpukan karpet setinggi pinggang orang dewasa di tokonya yang terletak di Persian Square, Los Angeles. Hampir lima tahun, Helmi kesulitan memenuhi permintaan pelanggannya yang menginginkan karpet Persia, semenjak Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi perdagangan kepada Iran.

Setelah kesepakatan nuklir Iran dengan enam negara adidaya terjadi pada Selasa (14/7), salah satu orang yang merasa lega tentu saja Helmi. Karena atas kesepakatan tersebut, Helmi bisa kembali mengimpor karpet-karpet Persia nan cantik dari Iran ke AS.

"Tidak ada orang di dunia yang bisa membuat karpet seindah orang-orang Persia. Mereka telah melakukannya selama ribuan tahun," kata Helmi, pria beurmur 59 tahun yang sudah menjalani bisnis karpetnya selama lebih dari 40 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di toko Helmi, terlihat karpet-karpet beragam motif yang dipajang dan digantung. Beberapa karpet bahkan ada yang termasuk antik, karena berumur 200 tahun.

Karpet-karpet yang dijual Helmi berharga mulai dari US$5.000 dan yang paling mahal sekitar US$200.000. Harga tersebut, diakui Helmi, sempat menjulang saat sanksi perdagangan dijatuhkan kepada Iran, karena semakin ketersediaan karpet semakin jarang.

Bagi Arash Yaraghi, bisnis penjualan karpet memang menjadi warisan turun temurun dari keluarganya. Bersama saudara laki-lakinya, bos dari toko karpet dan furnitur Safavieh ini sudah menjual perbotan khas Persia sejak 1978.

Saat Iran mendapat sanksi perdagangan, karpet-karpet yang dijual di toko Yaraghi berasal dari India, China dan Pakistan. Dikatakan Yaraghi, harga karpet-karpet tersebut memang lebih murah dari karpet Persia, tapi kualitasnya tidak terlalu bagus.

Setelah sanksi Iran dicabut, Yaraghi berharap dapat segera mengimpor karpet-karpet Persia untuk pelanggannya di AS.

"Saya sudah tidak sabar. Sudah lama kami tidak menjual karpet Persia yang kualitasnya tidak terbantahkan," ujar Yaraghi.

Ekspor karpet Persia mencapai nilai US$635 juta pada 2005, seperti yang dikutip dari data perusahaan Iran Carpet Company. Itu belum termasuk ekspor karpet Persia dari toko-toko di luar Iran. (ard/ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER