Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perekonomian Jerman, Sigmar Gabriel, berencana untuk terbang ke Iran pada Minggu. Kunjungan ini bisa diartikan sebagai peluang bagi kerja sama kedua negara setelah kesepakatan nuklir Iran tercapai minggu ini.
Gabriel, yang juga wakil kanselir dan pemimpin Sosial Demokrat (SPD) yang berbagi kekuasaan dengan Kanselir Angela Merkel, berencana berangkat dengan tim delegasi kecil selama tiga hari, menurut sumber Reuters.
Seorang juru bicara untuk kementerian itu mengatakan kunjungan ke Iran sedang dipertimbangkan, tapi menolak untuk mengatakan kapan tepatnya kunjungan akan terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada minat yang besar di sisi industri Jerman untuk menormalkan dan memperkuat hubungan ekonomi dengan Iran—bahkan menjadi lebih besar setelah perjanjian nuklir dengan Iran," kata juru bicara itu.
Berdasarkan kesepakatan yang akhirnya tercapai setelah negosiasi lebih dari satu dekade, sanksi AS, Uni Eropa, dan PBB akan diangkat sebagai imbalan jika Teheran mematuhi perjanjian dengan mengurangi centrifuge nuklirnya.
Perusahaan Jerman, dari Volkswagen hingga Siemens dan ribuan perusahaan milik keluarga kecil mengantri agar bisa meraup keuntungan dari pasar Iran.
Asosiasi industri Jerman mengatakan pada Selasa (14/7) untuk Iran bisa empat kali lipat dalam beberapa tahun ke depan sebagai akibat dari kesepakatan.
Ekspor keIran diperkirakan akan melompat menjari lebih dari 10 miliar euro pada jangka menengah dari 2,4 miliar euro tahun lalu, dengan mobil, bahan kimia, kesehatan dan industri energi terbarukan sebagai produk utamanya.
Selama sanksi terhadap Iran, ekspor Jerman ke Iran jatuh dari angka tertinggi 4,4 miliar euro pada 2005 menjadi 1,8 miliar euro di tahun 2013.
Pada perjalanan ke Beijing, Gabriel menggambarkan kesepakatan itu sebagai "terobosan bersejarah", menambahkan itu sekarang saatnya untuk berbicara tentang perubahan hubungan antara Iran dan Israel.
(stu)