Athena, CNN Indonesia -- Puluhan warga Athena meninggalkan rumah mereka pada Jumat (17/7) setelah kebakaran hutan di pinggir kota yang diakibatkan oleh suhu tinggi dan angin kencang semakin meluas hingga mengakibatkan kepulan asap hingga ke ibu kota Yunani itu.
Kebakaran hutan ini menambah beban pemerintahan Perdana Menteri Alexis Tsipras, yang sedang menghadapi pergolakan ekonomi Yunani.
Tsipras, yang telah menunda
reshuffle di kabinetnya, mencoba menenangkan warganya saat 80 pemadam kebakaran beserta 18 mobil pemadam dan tiga pesawat pemadam, berusaha memadamkan api. Dikabarkan oleh fotografer
Reuters, kobaran api mulai mendekati perumahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah taman dan gereja sudah terbakar habis. Warga, termasuk wanita lansia, menutupi wajah mereka dengan kain dan mencoba memadamkan api dengan mengguyur air dari ember.
"Kita semua harus menenangkan diri," kata Tsipras kepada media peliput.
Tsipras juga mengatakan kalau ia sudah meminta bantuan militer Yunani dan negara Eropa lainnya.
Kebakaran hutan biasa terjadi saat musim panas di Yunani, yang paling parah sampai memakan korban jiwa dan bangunan terjadi pada 2007.
"Situasi ini cukup sulit," kata Michalis Karagiannis, Wakil Walikota Vyronas, kawasan yang dekat dengan sumber kebakaran.
Menteri Energi Panagiotis Lafazanis, memantau upaya pemadaman dan penyelamatan sambil menggunakan masker penutup wajah.
"Kita semua harus berusaha untuk menghentikan kejadian buruk ini," kata Lafazanis.
Sebelumnya, Lafazanis dikritik oleh para warga yang menganggapnya terlalu sibuk berpolitik bukannya memantau situasi kebakaran.
Di tempat yang berbeda, kebakaran hutan telah mencapai kawasan Peloponnese. Pihak pemadam kebakaran di sana mengatakan kalau api sudah berjarak 15 kilometer dari sebuah pusat kesehatan yang sedang bersiap untuk evakuasi.
Pihak kepolisian setempat mengatakan kalau seorang pasien berusia 58 tahun meninggal setelah menghirup asap kebakaran yang pekat.
"Keadaan sangat buruk," kata Gubernur Peloponnese Petros Tatoulis.
"Situasi di sini sangat kacau, kami sedang bekerja untuk mencegah hal yang lebih buruk," lanjut Tatoulis.
(ard/ard)