Beirut, CNN Indonesia -- Pejuang anak yang direkrut oleh kelompok ISIS untuk memenggal kepala seorang tentara militer Suriah menjadi salah satu kasus eksploitasi anak di daerah konflik yang sangat mengkhawatirkan, menurut salah satu kelompok kemanusiaan, Syrian Observatory for Human Rights, pada Jumat (17/7).
Pejuang anak tersebut merupakan satu dari ratusan pejuang anak yang disebut sebagai Singa Muda Khalifah. Kebanyakan dari mereka masih berusia remaja dan harus menjalani pelatihan militer serta mendengarkan doktrin radikal dari ISIS.
Para pejuang anak direkrut dari sekolah, masjid dan area publik di mana ISIS beroperasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eksploitasi anak yang dilakukan ISIS pertama kali diketahui setelah tersiar gambar seorang anak memegang kepala yang masih berlumur darah sambil menghunuskan sebuah pedang. Seorang tentara militer Suriah memang ditangkap oleh kelompok ISIS setelah mereka menguasai daerah Palmyra pada Mei.
"Ini adalah kasus pemenggalan pertama yang dilakukan anak-anak," kata Rami Abdul Rahman, perwakilan Syrian Observatory for Human Rights.
ISIS kerap memenggal atau menembak warga Suriah, tentara, pekerja kesehatan dan wartawan. Sejumlah video yang memperlihatkan kalau anak-anak menyaksikan dan terlibat dalam aksi keji ISIS memang telah sering beredar saat ini.
ISIS telah merekrut sedikitnya 400 anak di Suriah dalam tiga bulan terakhir ini.
Menurut Abdurrahman, ISIS saat ini kesulitan merekrut anggota dewasa. Sejak awal tahun ini, hanya ada 120 orang dewasa yang bergabung dengan ISIS. Hal ini berkat penjagaan ketat oleh Turki di perbatasan yang mencegah warga asing melintas ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Selain merekrut langsung, ISIS juga menyerukan pada para orang tua untuk mengirim anak-anak mereka ke kamp pelatihan. Observatory mengatakan, bahkan ISIS kadang melatih anak-anak ini tanpa sepengetahuan orang tua mereka, kebanyakan setelah dipancing dengan uang.
Abdurrahman mengatakan, di kamp pelatihan, anak-anak ini dilatih untuk bisa menggunakan senapan dengan peluru tajam, bertempur di medan perang dan mengemudikan mobil. ISIS juga menggunakan mereka sebagai informan atau berjaga di markas sebagai penyambut anak-anak yang memiliki cacat tubuh yang ingin bergabung.
(ard/ard)