Intel Korsel Bunuh Diri, Tinggalkan Pesan soal Peretasan

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Senin, 20 Jul 2015 13:19 WIB
Mata-mata Korsel bunuh diri di dalam mobil dengan gas karbon monoksida. Dia meninggalkan pesan terakhir soal skandal peretasan yang meresahkan warga.
Mata-mata Korsel bunuh diri di dalam mobil dengan gas karbon monoksida. Dia meninggalkan pesan terakhir soal skandal peretasan yang meresahkan warga. (Ilustrasi/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang agen intelijen Korea Selatan ditemukan bunuh diri di dalam mobilnya. Dalam pesan terakhirnya, dia membantah tudingan badan intelijen telah meretas dan menyadap telepon warga Korsel.

Seperti diberitakan Yonhap, agen Badan Intelijen Nasional, NIS, bernama Lim ditemukan tidak bernyawa di dalam mobil di pegunungan Yongin, sekitar 50 km dari Seoul. Pria 46 tahun ini diduga kuat tewas akibat meracuni diri dengan karbon monoksida.

Dalam pesan terakhirnya yang dirilis kepolisian, Lim yang bertugas membeli dan menjalankan program peretasan di NIS mengatakan bahwa badan intel itu tidak pernah menggunakan piranti lunak mata-mata terhadap warga Korsel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya memutuskan bahwa NIS lebih penting dari dampak apa pun (dari tindakan saya) yang akan timbul, jadi saya menghapus informasi yang bisa menciptakan kesalahpahaman tentang pemberantasan-terorisme dan operasi mata-mata di Korea Utara. Itu salah saya, tapi tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan," tulis Lim dalam pesannya di tiga lembar kertas.

Penyidik menemukan bekas arang yang terbakar di dalam mobilnya. Polisi tidak menemukan adanya bekas kekerasan atau memar pada tibuh Lim. memicu kesimpulan bahwa pria ini memang benar bunuh diri.

Kematian Lim dan pesan yang dituliskan diperkirakan akan semakin memicu keresahan di masyarakat soal program peretasan yang dibeli NIS dari sebuah perusahaan Italia tahun 2012.

NIS mengatakan, program tersebut memungkinkan mereka memanipulasi dan melacak ponsel pintar dan komputer yang menggunakan aplikasi tersebut. Disebutkan juga, program ini mampu meretas 20 ponsel secara bersamaan.

Korsel menegaskan, program itu dibeli untuk meningkatkan kemampuan perang siber melawan Korut dan orang-orang di luar negeri yang berhubungan dengan pemerintah Pyongyang.

Namun muncul anggapan di masyarakat Korsel bahwa program itu digunakan oleh politisi untuk memanipulasi dukungan pada pemilu yang memenangkan Presiden Park Geun-hye.

Lim adalah salah satu agen NIS yang terlibat dalam program ini. Menurut anggota parlemen Korsel, Lim kemungkinan mengakhiri hidupnya karena merasa bersalah telah memicu kontroversi politik di Seoul. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER