Jakarta, CNN Indonesia -- India mengeksekusi mati Yakub Memon dengan digantung pada Kamis (30/7), yang didakwa bersalah atas pengeboman di Mumbai pada 1993, yang menewaskan 257 orang.
Memon dikirim ke tiang gantung di sebuah kompleks penjara di Nagpur, sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat, kata seorang pejabat lokal. Ia digantung pada hari ulangnya yang ke-53, setelah menghabiskan dua dekade di penjara.
Sebuah panel Mahkamah Agung menolak permohonan grasi Memon pada Rabu, namun pengacaranya kembali meminta penundaan selama 14 hari, yang juga ditolak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaksa Agung India menganggap Memon menyalahgunakan sistem peradilan dengan mengajukan permohonan grasi berkali-kali.
Kasus ini mengundang kontroversi karena polisi menganggap saudara laki-laki Memon, seorang mafia Dawood Ibrahim sebagai dalang yang berada di belakang serangan yang ditujukan untuk menghancurkan kuil Hindu kuno.
Namun kedua pria itu hingga kini masih berada dalam persembunyian.
Selama beberapa dekade India menunjukkan keengganan untuk melaksanakan eksekusi mati, namun pada 2012 India memilih menentang rancangan resolusi PBB untuk moratorium global eksekusi mati.
Pada November 2012, India mengeksekusi mati seorang militan atas serangan di Hotel Taj Mahal di Mumbai pada 2008, yang menewaskan 166 orang.
Kelompok hak asasi Amnesty International, yang berkampanye menentang hukuman mati, sebelumnya menyebut penolakan banding Memon sebagai langkah mundur yang mengecewakan.
"Hukuman mati di India adalah sewenang-wenang, diskriminatif dan sering tidak proporsional terhadap orang miskin,” kata Amnesty dalam sebuah pernyataan.
(stu)