Jakarta, CNN Indonesia -- ISIS dilaporkan telah mengeksekusi 19 orang perempuan di Mosul, Irak, karena menolak berhubungan seks dengan militan kelompok itu.
Pernyataan itu dikeluarkan oleh Said Mimousini, juru bicara Partai Demokratik Kurdi (KDP). Dikutip dari The Independent, ia mengatakan perlakuan ISIS terhadap perempuan dan penanganan keuangan semakin memecah belah jajaran organisasi teroris itu.
Mimousini mengatakan bahwa eksekusi itu berlangsung selama akhir pekan pada 1-2 Agustus lalu. Klaim ini tidak bisa diverifikasi secara independen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"ISIS telah mengeksekusi 19 perempuan di kota Mosul selama dua hari terakhir," katanya kepada Iraqi News, Senin lalu. "Keputusan ini terjadi berlatar belakang penolakan untuk berpartisipasi dalam praktek jihad seksual."
Klaim Mimousini ini dirilis hanya beberapa hari setelah seorang perwakilan PBB membenarkan adanya daftar harga budak perempuan dalam praktik penjualan budak di antara militan ISIS.
Dalam wawancara yang dirilis Bloomberg, Selasa (4/8), Bangura mengatakan bahwa wanita-wanita itu "dijajakan seperti gentong bensin".
"Satu wanita bisa dijual dan dibeli oleh lima atau enam pria yang berbeda. Terkadang wanita-wanita ini ditawarkan kembali ke keluarga mereka dengan tebusan ribuan dollar," kata wanita Muslim mantan menteri luar negeri Sierra Leone ini.
Sementara itu, pada Kamis (6/8), ISIS dilaporkan telah merebut kota di Suriah, menyusul pertempuran dengan pasukan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Kemenangan ini adalah yang terbesar diraih ISIS setelah merebut kota kuno Palmyra beberapa pekan sebelumnya.
(stu)