Gedung Konsulat AS di Istanbul Diserang

Fadli Adzani/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 10 Agu 2015 16:06 WIB
Tak berselang lama dari serangan bom mobil di kantor polisi, dua penyerang menembaki gedung konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki pada Senin (10/8).
Tak berselang lama dari serangan bom mobil di kantor polisi, dua penyerang menembaki gedung konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki. (Reuters/Huseyin Aldemir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua penyerang menembaki gedung konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki pada Senin (10/8). Serangan ini terjadi setelah bom mobil meledak di kantor polisi semalam, yang menyebabkan 10 orang terluka.

Dilaporkan Reuters, berbagai serangan ini terjadi beberapa minggu setelah Turki melancarkan peperangan melawan terorisme. Setelah adanya insiden tersebut, polisi bersenjata dengan senapan otomatis mengepung jalanan di sekitar gedung konsulat AS di distrik Sariyer di sisi Eropa kota tersebut.

(Baca juga: Militan Kurdi Serang Militer dan Polisi Turki)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Media lokal melaporkan bahwa kedua penyerang, yaitu seorang wanita pria dan seorang wanita, melarikan diri setelah polisi melepaskan tembakan balasan. Meski demikian, belum ada laporan terkait jumlah warga yang cedera.

NTV melaporkan bahwa apolisi telah menangkap seorang tersangka wanita, yang terluka dalam penembakan tersebut.

Pada Ahad (9/8), serangan bom terjadi di kantor polisi di wilayah Sultanbeyli, pada Minggu (9/8). Tiga polisi dan tujuh warga sipil terluka dalam serangan tersebut.

CNN Turki melaporkan bahwa dua polisi dan seorang petugas keamanan senior dari tim penjinak bom yang bergegas ke tempat kejadian, tewas dalam baku tembak yang berlanjut hingga Senin pagi di distrik Bosphorus, wilayah Asia negara tersebut.

Turki berada di dalam keadaan siaga semenjak mengumumkan peperangan terhadap terorisme bulan lalu, termasuk melancarkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan terhadap militan Kurdi di Irak utara. Selain itu, ratusan tersangka militan di Turki ditahan.

Sementara, misi diplomatik Amerika Serikat telah ditargetkan di Turki sejak masa lalu.

Kelompok Front Militer Pembebasan Rakyat Revolusioner, atau DHKP-C, yang sejumlah anggotanya ditahan selama beberapa pekan terakhir, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Kedutaan Besar AS di Ankara pada 2013. Serangan tersebut menewaskan seorang petugas keamanan Turki. (ama/ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER