Jakarta, CNN Indonesia -- Berpakaian terusan batik berwarna hijau muda, tak lepas dari bandana dengan warna senada dan sepatu berhak rendah berwarna cokelat muda dengan motif garis warna-warni, penampilan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi tampak ceria di tengah seribu tenaga kerja Indonesia yang berkumpul di Djakarta Theatre, kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (11/8).
Retno, begitu akrab disapa, hadir sebagai tamu dalam acara pertemuan 1.000 TKI dan diaspora Indonesia untuk berbagi inspirasi dan motivasi. Ketika bintang tamu Duo Sabun Colek, yang juga adalah mantan TKI ini, tampil di atas panggung dan mulai menyanyikan lagu dangdut berjudul Terajana, sontak semua hadirin menari, tak terkecuali Retno.
Sebelumnya, Retno dalam pidato sambutan di awal acara mengatakan bahwa dirinya memang sangat ingin untuk ikut menari dangdut bersama dengan ribuan TKI. "Tadi saya dengar ada dangdut yah? Saya mau dong ikut menari. Asik ya, Menlu ikut joget dengan seribu TKI," ujar Retno yang langsung disambut tepuk tangan riuh dari para hadirin yang datang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan diasporaRetno, yang juga merupakan mantan diaspora Indonesia, mengungkapkan bahwa TKI adalah bagian dari diaspora dan memiliki peran penting dalam pembangunan negara. Saat dulu bertugas sebagai duta besar Indonesia untuk Belanda, ia mengaku cukup aktif membangun diaspora yang berkontribusi positif terhadap negara.
"Diaspora bisa membantu kami memberikan perlindungan dalam konteks memberi informasi terhadap buruh migran," ujar Retno.
"Kita bekerja sama untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Tugas kami adalah melindungi. Kalau kalian ke luar dari negeri ini, menjadi tugas kami untuk melindungi kalian," lanjutnya.
Perlindungan TKIMenurut data dari Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, kasus WNI di luar negeri yang masuk per Januari hingga saat ini diketahui berjumlah 30 ribu kasus, 90 persen di antaranya adalah kasus TKI.
Retno mengaku mendengar berbagai cerita TKI mengenai eksploitasi, tidak mendapat upah sesuai kontrak bahkan hingga tidak dibayar sama sekali. Ia pun berkomitmen untuk setidaknya mengurangi kasus-kasus serupa.
Saat ini, Retno mengungkapkan bahwa pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri memiliki unit khusus yang menangani masalah WNI di luar negeri, yaitu Direktorat Perlindungan WNI dan BHI.
"Pemerintah ingin meyakinkan bahwa negara hadir dan memberikan perlindungan kepada buruh migran," ujarnya.
Retno mengungkapkan Presiden Joko Widodo ingin agar permasalahan TKI ditangani melalui pendekatan dari hulu ke hilir. Usai dirinya ditunjuk oleh Jokowi pada Oktober lalu, ia langsung menemui Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Nusron Wahid, dan Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri, untuk membahas soal perlindungan TKI.
"Dengan pak Nusron saya memanggil 'Dek Mas' dan beliau memanggil saya 'Mbak Yu'," ujar Retno.
"Pada saat kami berbicara, saya sampaikan, mumpung saya diberikan tanggung jawab, apakah mau berkomitmen untuk membantu para buruh migran," lanjutnya.
Retno berharap, ke depan permasalahan mengenai TKI akan semakin berkurang dan para buruh migran ini dapat turut memberikan kontribusi yang lebih positif kepada bangsa dan negara.
(ama/ama)