Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir tiga bulan setelah Gunung Kinabalu ditutup oleh pihak berwenang Malaysia menyusul gempa berkekuatan 6 SR, gunung ini akan kembali dibuka sebagian pada 1 September mendatang.
Diberitakan Channel NewsAsia, meskipun akan dibuka pada September, para wisatawan hanya dapat melakukan pendakian hingga ke Laban Rata, karena akses menuju puncak gunung masih rusak akibat gempa bumi lalu, dan belum dapat diperbaiki.
Laban Rata merupakan pos perhentian terakhir bagi pendaki untuk menuju ke puncak Gunung Kinabalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media Malaysia, Malay Mail Online melaporkan bahwa jumlah pendaki di gunung akan ini dibatasi sampai 100 orang per hari, menurut data dari Kementerian Pariwisata, Budaya dan Lingkungan. Angka ini sekitar setengah dari jumlah sebelumnya.
Gempa bumi yang melanda Sabah pada 5 Juni lalu menewaskan 18 orang, termasuk 10 warga Singapura, tujuh siswa dan dua guru dari Sekolah Dasar Tanjong Katong, serta seorang pemandu yang mendampiki rombongan sekolah tersebut.
Setelah gempa, otoritas Malaysia menutup seluruh aktivitas di Gunung Kinabalu dan pemerintah federal sebelumnya menyatakan akan menyediakan 10 juta ringgit, atau sekitar Rp33,8 miliar untuk upaya restorasi gunung yang termasuk salah satu Situs Warisan Dunia menurut UNESCO tersebut.
Sejumlah perusahaan wisata lokal pada Selasa (11/8) menyatakan bahwa sejumlah pendaki gunung, termasuk asal Singapura menunjukkan antusisme yang besar menyambut baik dibukanya kembali Gunung Kinabalu, dengan memesab paket perjalanan ke gunung itu untuk bulan depan.
Sementara pada diskusi di parlemen Singapura bulan lalu, Menteri Pendidikan Heng Swee Keat menyatakan tidak ada rombongan sekolah yang akan diizinkan untuk berwisata ke Gunung Kinabalu, hingga situasi dan keamanan dijamin oleh otoritas Malaysia.
Selama gunung ini ditutup untuk pengunjung, ketua Asosiasi Pemandu Gunung Kinabalu, Richard Soibi menyatakan sekitar 372 anggotanya telah berusaha untuk mencari nafkah dengan melakukan pekerjaan lain seperti bertani.
"(Ketika) gunung dibuka bulan depan, mereka akan punya pekerjaan kembali," katanya, meskipun ragu bahwa para pemandu akan mendapat pemasukan yang sama seperti sebelumnya. "Kita lihat saja nanti," kata Richard.
Pemandu gunung biasanya mendapatkan sekitar 150 ringgit (Rp507 ribu) hingga 170 ringgit (Rp574 ribu) untuk setiap tugas pemanduan gunung selama dua hari, satu malam. Mereka biasanya mendapatkan dua atau tiga kelompok tamu untuk dipandu setiap pekan.
(stu)