Usai Insiden Tianjin, Rusia Tawarkan Bantuan ke China

Ranny Virginia Utami | CNN Indonesia
Jumat, 14 Agu 2015 13:17 WIB
Pemerintah Rusia menawarkan bantuan kepada China setelah insiden ledakan hebat mengguncang kawasan industri pelabuhan Tianjin pada Rabu (14/8) lalu.
Ledakan yang terjadi dua kali dengan ledakan kedua berkekuatan setara 21 ton TNT ini diduga disebabkan karena api menyambar bahan kimia yang mudah terbakar di terminal peti kemas. (Reuters/Jason Lee)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia menawarkan bantuan kepada negara tetangganya, China, setelah insiden ledakan hebat di kawasan industri pelabuhan timur laut kota Tianjin yang menewaskan puluhan orang.

"Kami menawarkan bantuan kemanusiaan. Permasalahan ini sekarang menjadi perhatian rekan kami di China," ujar Menteri Tanggap Darurat Rusia, Vladimir Puchkov, Jumat (14/8), dikutip dari Sputnik.

(Baca juga: China Investigasi Penyebab Ledakan di Tianjin)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puchkov mengungkapkan saat ini tim penyelamat khusus Rusia berada dalam status siaga. Menurutnya, China dan Rusia telah memiliki kesepakatan kerja sama di bidang tanggap darurat, terutama terkait bencana.

"Kami belum menerima permintaan dari kolega kami di China, namun Rusia, melalui Kementerian Tanggap Darurat, siap untuk menyokong segala kebutuhan," ujar Puchkov.

Ledakan Tianjin terjadi pada Rabu (12/8) tengah malam terjadi di sebuah gudang yang menyimpang bahan kimia berbahaya. Ledakan yang terjadi dua kali dengan ledakan kedua berkekuatan setara 21 ton TNT ini diduga disebabkan karena api menyambar bahan kimia yang mudah terbakar di terminal peti kemas.

Sedikitnya 50 orang tewas dalam insiden tersebut, sebanyak 12 di antaranya adalah pemadam kebakaran. Sebanyak 700 orang terluka, 71 dalam kondisi kritis. Puluhan pemadam dilaporkan hilang.

Bau bahan kimia masih menguar di udara. Pemerintah lokal belum melakukan penyelidikan karena api masih berkobar di beberapa tempat. Namun mereka menduga ledakan terjadi akibat ketidaksesuaian informasi soal barang berbahaya yang disimpan di gudang tersebut.

Kelompok pecinta lingkungan Greenpeace mengatakan bahwa ancaman masih belum usai bagi warga Tianjin. Dalam pernyataannya yang dikutip CNN, Greenpeace mengatakan bahwa bahan kimia berbahaya yang terbakar bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat.

"Berdasarkan laporan Stasiun Pengawasan Lingkungan Tanggu, bahan kimia berbahaya yang disimpan di tempat itu mengandung sodium sianida (NaCN), toluene diisocyanate (TDI) dan kalsium karbida (CaC2), kesemuanya mengancam kesehatan manusia jika terpapar," ujar Greenpeace dalam pernyataannya.

"NaCN sangat beracun, Ca(C2) dan TDI bereaksi buruk jika terpapar air dan kimia reaktif, dengan ancaman ledakan. Hal ini akan menjadi tantangan bagi pemadam kebakaran, dan dengan prakiraan cuaca akan hujan besok, maka ini merupakan bencana besar," lanjut Greenpeace.

Untuk menyelidiki adanya unsur kimia berbahaya yang kemungkinan terkandung di udara pemerintah China menurunkan tim ahli ke Tianjin. Sebanyak 217 orang ahli dari militer diturunkan untuk menguji kualitas udara, mencari tahu apakah ada kandungan kimia di udara. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER