Jakarta, CNN Indonesia -- Dua hari setelah insiden ledakan di kawasan industri pelabuhan Tianjin, China, tim SAR masih terus melakukan upaya pencarian korban. Pada Jumat (14/8), tim SAR berhasil menarik satu korban selamat dari reruntuhan ledakan.
Diberitakan Reuters, penemuan satu korban selamat tersebut diumumkan oleh pejabat setempat kepada para wartawan. Tidak dipublikasikan identitas dari korban yang selamat, namun media setempat menyebutkan korban selamat itu adalah salah satu dari pemadam kebakaran.
Ledakan yang terjadi di sebuah gudang tempat penyimpanan bahan kimia berbahaya ini terjadi dua kali, dengan jeda hanya 30 detik, pada Rabu (12/8) tengah malam, sekitar pukul 23.30 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biro Gempa Bumi Nasional China yang dikutip CBC melaporkan bahwa ledakan pertama sama sebanding daya ledak 2,7 ton TNT. Ledakan ini memicu ledakan kedua yang lebih besar lagi yang setara 21 ton TNT.
Korban tewas akibat ledakan setidaknya mencapai 50 orang. Sementara, lebih dari 700 lainnya terluka, 71 di antaranya menderita luka serius. Selain itu, terdapat kekhawatiran bahan kimia beracun mencemari udara sekitar dan mengancam kesehatan warga yang selamat.
"Saat itu saya sangat takut. Saya tidak tahu apa yang terjadi, saya pikir itu gempa bumi. Keesokan harinya ketika akan berangkat kerja, saya melihat kerusakan di mana-mana," kata warga Tianjin, Huo Xingqiang, dikutip dari Channel NewsAsia.
Beberapa jam setelah ledakan, gumpalan asap masih terlihat di udara. Polisi mengatakan bahwa prioritas mereka saat ini adalah pencarian dan penyelamatan korban, dan bukan pada pemadaman api, karena mereka ingin bahan kimia terbakar sepenuhnya.
Media pemerintah China menyatakan bahwa api berhasil dikendalikan pada Kamis (13/8) malam. Namun, warga cemas bahan kimia beracun yang terbakar mencemari udara.
"Saya khawatir tentang udara, karena pasti ada unsur-unsur beracun. Tidak ada gunanya mengambil tindakan pencegahan, karena memakai masker juga tidak praktis," kata Yuan, warga Tianjin lain. "
Kepala Biro Perlindungan Lingkungan Tianjin, Wen Wurui menyatakan bahan kimia beracun dan berbahaya telah terdeteksi di udara belum melebihi standar berbahaya, berdasarkan pemantauan mereka.
"Saat angin bertiup ke arah barat daya dan Laut Bohai. Tidak ada banyak orang di sana," kata Wurui.
Hingga saat ini, pemerintah China masih menyelidiki penyebab ledakan.
Sementara, ribuan warga kehilangan tempat tinggal dan pemerintah berupaya menyediakan tempat penampungan sementara.
"Kami telah memilih 10 sekolah terdekat untuk menyediakan tempat berlindung bagi mereka yang terkena dampak ledakan. Saat ini, ada 3.500 di tempat penampungan. Hingga Kamis malam diperkirakan akan bertambah hingga 6.000 orang," kata Zhang Yong, Kepala Distrik Binhai, Tianjin
Presiden China, Xi Jinping, sebelumnya menyatakan siapapun yang bertanggung jawab atas ledakan ini akan dihukum berat.
(ama/ama)