Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah korban yang tewas dalam dua ledakan besar di kawasan industri pelabuhan Tianjin, China, terus bertambah menjadi 85 orang hingga Sabtu (15/8).
Dikutip dari kantor berita Xinhua, wakil kepala kota Tianjin utara yang tidak dipublikasikan namanya menyatakan 21 petugas pemadam kebakaran termasuk dalam korban yang tewas.
Sebanyak 721 lainnya kini mendapatkan perawatan di rumah sakit, 25 di antaranya kritis sementara 33 lainnya menderita luka parah akibat ledakan yang terjadi di gudang tempat penyimpanan bahan kimia berbahaya dan beracun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, warga yang selamat juga mengkhawatirkan bahan kimia yang meledak mengontaminasi udara sekitar. Namun, Kepala Biro Perlindungan Lingkungan Tianjin, Wen Wurui menyatakan bahan kimia beracun dan berbahaya telah terdeteksi di udara belum melebihi standar berbahaya, berdasarkan pemantauan mereka.
Selain itu, sejumlah pertanyaan juga mencuat soal pemadam kebakaran yang turut dipersalahkan dalam ledakan tersebut. Pasalnya, regu pemadam kebakaran pertama mencoba memadamkan api dengan air. Menurut beberapa pengamat air yang mengenai bahan kimia di gudang tersebut hanya akan menyebabkan ledakan yang lebih besar lagi.
Hingga kini, pemerintah masih menyelidiki penyebab ledakan yang bisa disetarakan dengan berton-ton TNT. Sebanyak 217 pakar nuklir dan spesialis biokimia dari militer China telah dikerahkan ke lokasi, setelah api mulai berhasil dipadamkan.
Biro Gempa Bumi Nasional China yang dikutip CBC melaporkan bahwa ledakan terjadi dua kali, dengan jeda hanya 30 detik. Ledakan pertama sama sebanding daya ledak 2,7 ton TNT. Ledakan ini memicu ledakan kedua yang lebih besar lagi yang setara 21 ton TNT.
(ama/ama)