Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara mengatakan bersedia untuk mengakhiri perang propaganda lewat pengeras suara di perbatasan dengan Korea Selatan.
Sekretaris Komite Sentral Partai Buruh Korea Utara, Kim Yang Gon, mengirim surat pada Kamis (20/8), yang isinya mengatakan bahwa propaganda Korsel lewat pengeras suara adalah ajakan perang, namun Korut “bersedia menawarkan jalan keluar untuk menyelesaikan situasi saat ini dan memperbaiki hubungan.”
Sebelumnya, hair ini, Korsel menembakkan puluhan peluru artileri 155 mm sebagai balasan dari tembakan proyektil Korut ke arah pengeras suara. Setelah balasan Korsel, Korut mengancam akan melakukan aksi militer jika siaran propaganda lewat pengeras suara tak dihentikan dalam 48 jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korut awalnya menembak ke arah pengeras suara di perbatasan karena gerah dengan propaganda Korsel yang anti-Pyongyang.
Aksi saling balas propaganda serta tembakan artileri ini terjadi
menyusul terlukanya dua tentara Korsel yang berpatroli di Zona Demiliterisasi (DMZ)--yang membatasi kedua Korea--akibat ranjau darat.
Korsel menuduh Korut menanam ranjau itu, namun Pyongyang membantah keterlibatan apapun.
Di saat yang sama, Korut juga memprotes latihan gabungan militer Korsel dan Amerika Serikat serta beberapa negara lain yang sedang berlangsung dari 17-28 Agustus.
(stu)