Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari satu tahun sejak kapal feri Sewol tenggelam di lepas pantai Korea Selatan, proyek persiapan untuk mengangkat kembali kapal tersebut akan dimulai. Proyek ini juga berupaya untuk menemukan jasad dari para korban yang masih dinyatakan hilang.
Dikutip dari Channel NewsAsia, perusahaan China, Shanghai Salvage, akan melakukan proyek pengangkatan kapal yang bernilai US$72 juta. Perusahaan ini mulai menganalisis kondisi bawah air untuk memutuskan cara agar kapal feri seberat 6.825 ton tersebut dapat dibawa ke darat.
Sebuah kapal tunda dan tongkang asal China yang dilengkapi dengan derek raksasa terlihat berada di lokasi tenggelamnya kapal Sewol beberapa hari lalu. Kapal feri nahas tersebut dilaporkan berada pada kedalaman 40 meter dari di dasar laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu (19/8), sejumlah penyelam melakukan penyelaman eksplorasi, sementara kapal tanpa awak yang didesain khusus untuk berada di dalam air tengah dipersiapkan untuk diluncurkan dari tongkang yang berlabuh sekitar 20 kilometer dari pulau Jindo.
"Solusi yang diusulkan adalah memindahkan kapal Sewol di dalam air ke zona aman yang berjarak sekitar 2 km menggunakan daya apung dan derek," kata Yeon Yeong-jin, seorang pejabat di Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan.
"Kami akan mengangkatnya ke sebuah dermaga yang setengah mengapung dan perlahan-lahan mengangkatnya menggunakan daya apung dari dermaga."
Para pejabat memaparkan bahwa tugas tersulit dari pengangkatan kapal ini adalah berupaya tidak merusak kapal, karena diperkirakan masih ada potongan jasad para korban di dalam kapal dan belum dievakuasi.
Terdapat rencana untuk menempatkan jaring di sekitar kapal Sewol untuk mencegah potongan tubuh korban yang masih terjebak di dalam kapal hilang saat proses pengangkatan kapal.
Persiapan pengangkatan ini rencananya akan dihentikan sementara pada November mendatang karena musim dingin. Operasi pengangkatan akan dimulai pada Maret tahun depan. Jika berjalan mulus, kapal feri Sewol dijadwalkan berada di atas daratan pada Juli tahun depan.
Meskipun satu tahun telah berlalu, pelabuhan Paengmok di Jindo masih dibanjiri dengan pita kuning yang menunjukkan rasa berkabung atas hilangnya ratusan nyawa dalam bencana tersebut. Hingga saat ini, sembilan korban masih dinyatakan hilang dalam kecelakaan tersebut.
Para anggota keluarga yang dinyatakan hilang berada di wilayah tersebut sejak aksi protes tahun lalu yang menyerukan pemerintah untuk mengangkat kapal.
Kapal feri Sewol membawa 476 penumpang ketika berlayar dari sebelah barat daya pulau Jindo pada 16 April tahun lalu. Sebanyak 304 orang dinyatakan tewas, 250 di antaranya merupakan siswa SMA yang menumpang kapal tersebut dalam perjalanan sekolah dari Jeju ke Incheon.
Kapten kapal, yang selamat dalam kecelakaan tersebut, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas beberapa dakwaan, termasuk pembunuhan.
(stu)