Bern, CNN Indonesia -- Militer Swiss ditugaskan di pegunungan Alpen selama 31 hari untuk sebuah misi penyelamatan penting. Namun yang diselamatkan bukanlah korban penyanderaan atau penculikan, melainkan sapi-sapi yang kehausan karena cuaca panas.
Seperti diberitakan The Independent, Minggu (23/8), sebanyak 200 ribu sapi di pegunungan terancam mati di tengah cuaca panas yang mencapai puncaknya hingga suhu 40 derajat Celcius, di Fribourg dan St Gallen, Alpen.
Empat helikopter Super Puma dan 120 personel militer dikerahkan untuk membawa 1.840 ton air dari Sungai di Jura untuk mengisi delapan penampungan air buatan antara 20 Juli dan 19 Agustus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Departemen Pertahanan Federal, Perlindungan Sipil dan Olahraga Swiss, helikopter tersebut menghabiskan waktu 254 jam untuk mengisi dua penampungan di lembah Joux dan enam penampungan lainnya di dataran tinggi.
Satu-satunya penghalang dalam misi ini adalah masalah diplomatik dengan Perancis. Pasalnya, tentara Swiss mengambil air dari danau Jura yang berada di wilayah Perancis tanpa izin dari pemerintah Paris.
Insiden ini diduga terjadi karena Swiss "salah menerjemahkan" komunikasi dengan Paris terkait masalah ini.
Swiss adalah salah satu negara terkaya di dunia berkat sistem perbankan dan manufaktur berteknologi tinggi, seperti bahan kimia dan instrumen industri.
Namun agrikultur masih merupakan sektor kunci dalam mendongkrak perekonomian dan kebudayaan Swiss. Nama Swiss dikenal di seluruh dunia berkat olahan produk susunya, seperti keju dan cokelat.
Sapi Swiss yang minum antara 100-150 liter per hari, digembalakan ke dataran tinggi selama tiga dan empat bulan setiap tahunnya. Sapi-sapi ini baru diturunkan ke peternakan di lembah selama September dan Oktober.
(stu)