Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca serangan bom di depan Kuil Erawan pekan lalu, pemerintah Thailand meningkatkan keamanan, utamanya di sejumlah wilayah yang ramai dikunjungi wisatawan.
Dilaporkan Channel NewsAsia, otoritas Thailand juga meminta masyarakat untuk membantu operasi keamanan yang diluncurkan pihak berwenang.
Peningkatan keamanan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Thailand untuk menjamin keselamatan publik dan wisatawan asing. Sejak serangan tersebut, wisatawan asing kembali memadati kuil yang telah dibuka kembali pekan lalu, hanya beberapa hari setelah serangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak berwenang masih melanjutkan perburuan besar-besaran di seluruh penjuru Thailand untuk menemukan tersangka pengeboman. Polisi meluncurkan penyelidikan dan mendatangi ribuan penginapan dan tempat wisata di seluruh kota.
Sejumlah langkah keamanan baru juga diperkenalkan di banyak daerah yang kerap dikunjungi wisatawan asing, dengan menempatkan lebih banyak polisi dan tentara. Sejumlah pos pemeriksaan baru didirikan untuk melakukan penyelidikan acak, baik kepada warga Thailand maupun turis.
Wilayah di sekitar Khao San Road merupakan salah satu wilayah di mana langkah kemananan baru diterapkan.
"Kami menjelaskan kepada para wisatawan bahwa situasi tidak normal. Langkah-langkah keamanan yang diterapkan di Khao San Road merupakan upaya pencegahan," kata Letkol Pol Somyos Udomraksusup, Deputi Pengawas dari kantor polisi Chana Songkhram.
"Ketika kita memeriksa mereka, kami menjelaskan bahwa pemeriksaan ini diperlukan untuk mencegah serangan bom terjadi," kata Udomraksusup.
Terlepas dari peningkatan keamanan, polisi Thailand juga mengandalkan partisipasi dari anggota masyarakat, seperti sopir taksi dan pedagang kaki lima, untuk melaporkan apapun yang mencurigakan.
"Kami telah memberikan pelatihan untuk pelayan restoran dan bar, tukang ojek, serta pemandu tur untuk membantu mencari tersangka bom dan melaporkan hal yang mencurigakan," kata Udomraksusup.
"Kami meminta mereka untuk melaporkan sesuatu yang mencurigakan kepada kami, namun menyakinkan mereka agar tidak perlu panik," ujar Udomraksusup.
Prasert Jongtongkam, seorang tukang ojek di daerah Khao San Road dan rekan-rekannya mengalami situasi serupa ketika serangan bom dan bersenjata meletus dalam aksi protes yang berujung rusuh di Thailand pada 2010 dan 2013.
Sejak itu, ia dan rekan-rekannya mengikuti pelatihan pengenalan bom dasar yang dilakukan oleh Pasukan Polisi Metropolitan Bangkok.
"Polisi telah melatih kami soal bom dan meminta kami untuk menjadi mata dan telinga mereka, karena ada banyak sepeda motor di sekitar kota," katanya.
"Polisi mengajarkan kami berbagai jenis bahan peledak. Mereka mengajarkan kami apa yang harus dilakukan ketika melihat barang yang mencurigakan sebelum melapor ke pihak berwenang," kata Prasert melanjutkan.
Sejak serangan di Kuil Erawan, terdapat setidaknya enam bom yang berhasil ditemukan di ibu kota Thailand. Pemerintah Thailand menyatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk menentukan motif dan identitas pelaku.
(ama/ama)