Bangkok, CNN Indonesia -- Hampir sepekan setelah insiden bom di Kuil Erawan, Bangkok, otoritas Thailand masih juga belum bisa mengidentifikasi pelaku pengeboman ataupun motif serangan. Pada Ahad (23/8), polisi mengungkapkan kurangnya peralatan modern menjadi penghambat proses investigasi mereka.
Ledakan bom yang terjadi pada Senin kemarin di sebuah kuil paling terkenal di ibu kota dan mayoritas dikunjungi oleh turis Asia itu menewaskan hingga 20 orang. Insiden itu diyakini akan mengganggu industri pariwisata Thailand, salah satu sektor industri yang menjadi penyokong ekonomi terbesar negeri itu.
Jelang pemilu di bawah konstitusi baru yang akan digelar tahun depan, terganggunya perekonomian akibat insiden bom itu disebut akan mengganggu pemerinthanan militer Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir
Reuters, sejauh ini bukti terkuat yang dimiliki otoritas Thailand hanyalah rekaman video CCTV. Rekaman itu memperlihatkan seorang pemuda berbaju kuning meninggalkan ransel di Kuil Erawan sebelum ledakan terjadi.
Ia kemudian terlihat menghilang di kegelapan malam menggunakan taksi motor atau tuktuk.
Sementara itu ditengah masa investigasi, pemerintah Thailand kerap mengeluarkan pernyataan bertentangan yang membingungkan, misalnya saja mengenai penampilan terduga pelaku pengeboman, jumlah orang yang mungkin terlibat, hingga keterlibatan pihak asing.
Kepala Kepolisian Thailand Somyot Pumpanmuang menyatakan saat ini kemajuan sudah mulai terlihat. Di satu sisi ia mengungkapkan kendala yang dihadapi timnya yakni kurangnya peralatan yang memadai dalam melakukan investigasi.
"Kami tidak memiliki peralatan modern untuk mendukung pekerjaan kami. Kami memiliki kesulitan dengan teknologi dan data," ungkap Somyot kepada wartawan. "Kami harus menunggu kerja sama dari luar negeri, untuk datang dan membantu soal peralatan ini," lanjutnya.
Saat ini pihak kepolisian Thailand juga masih mendalami potongan rekaman dari CCTV yang mungkin dapat memberikan petunjuk mengenai siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas insiden ledakan bom kecil pada Selasa siang (18/8) di dermaga sungai. Tak ada korban jiwa dalam insiden susulan tersebut.
Dalam rekaman tersebut, polisi melihat ada seorang pria yang tampak membuang tasnya ke arah sungai, namun belum bisa dipastikan lebih jauh apakah hal ini terkait dengan ledakan atau tidak.
Kuil Erawan merupakan salah satu tujuan wisata yang paling populer terutama bagi turis asal China. Dan, tujuh dari 14 warga asing yang menjadi korban tewas ledakan bom ini berasal dari negeri Tirai Bambu dan juga Hong Kong. Satu di antara korban tewas itu pun diketahui adalah warga negara Indonesia.
Awalnya, polisi menduga bahwa etnis Muslim Uighur asal China Barat adalah pihak yang kemungkinan bertanggung jawab atas insiden ini. Namun, mereka kemudian meragukan keterkaitan jaringan internasional dan melihat bahwa insiden pengeboman kemarin bukan ditargetkan kepada warga China.
Sementara itu, Muslim di kawasan selatan Thailand yang kerap melakukan pemberontakan kecil juga diragukan dapat melakukan serangan bom seperti yang terjadi di Bangkok. Mereka diketahui tidak memiliki aktivis bekas kekuasaan Perdana Menteri sebelumnya, Thaksin Shinawatra.
Pemerintah Thailand telah menawarkan hadiah sebesar US$85 ribu (setara dengan Rp1 miliar) bagi siapa saja yang memiliki informasi yang mengarah kepada penangkapan pelaku pengeboman ini. Bahkan keluarga dari Thaksin juga menawarkan US$200 ribu (setara dengan Rp2,7 miliar) untuk hal serupa.
Ketika pelaku pengeboman masih dicari, pemerintah Thailand mengungkapkan telah menahan dua orang karena menyebarkan 'informasi yang membingungkan' melalui media sosial mengenai pelaku pengeboman Kuil Erawan.
(kid)