Malaysia Temukan Kuburan Massal Korban Perdagangan Manusia

Ranny Utami/Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 23 Agu 2015 14:15 WIB
Kepolisian Malaysia kembali menemukan kuburan massal dari jasad yang diyakini adalah korban perdagangan manusia di daerah perbatasan Malaysia dan Thailand.
Kepolisian Malaysia kembali menemukan kuburan massal dari jasad yang diyakini adalah korban perdagangan manusia di daerah perbatasan Malaysia dan Thailand. (Reuters/Surapan Boonthanom)
Kuala Lumpur, CNN Indonesia -- Kepolisian Malaysia menyatakan telah menemukan kuburan massal yang memuat jasad lebih dari 20 orang. Jasad ini diyakini adalah para korban perdagangan manusia di dekat perbatasan Malaysia dengan Thailand.

Hutan lebat di perbatasan Malaysia-Thailand telah menjadi lokasi transit bagi para penyelundup yang membawa orang-orang dari Asia Tenggara dengan menggunakan kapal dari Myanmar dan Bangladesh.

Mereka yang kemudian menjadi imigran ilegal ini seringkali ditahan lantaran tidak bisa membayar tebusan di kamp-kamp penahanan kumuh. Menurut beberapa laporan, mereka bahkan kerap menerima penyiksaan dan dibiarkan kelaparan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Sabtu kemarin, kepolisian Malaysia menemukan setidaknya 24 mayat di daerah Bukit Wang Burma, dekat perbatasan Malaysia dan Thailand. Lokasi ini tidak jauh dari temuan otoritas setempat pada Mei lalu terhadap ratusan mayat di kamp-kamp penahanan ilegal.

"Menyusul dari operasi awal, kami menemukan jasad imigran ilegal, 24 lebih jasad telah ditemukan dan digali," ujar Kepolisian Malaysia dalam sebuah pernyataan, dikutip Minggu (23/8). Mereka juga menambahkan bahwa jasad-jasad ini telah diserahkan ke tim medis.

Belum jelas apakah mayat yang ditemukan termasuk jasad imigran asal Rohingya, kelompok etnis minoritas di Myanmar, yang melarikan diri dari penganiayaan yang kerap terjadi di negara tersebut.

Tindakan keras telah diambil oleh pemerintah Thailand pada Mei lalu dengan mendorong para pedagang untuk membuang ribuan imigran ilegal dalam kapal yang reyot dan penuh sesak di perairan Asia Tenggara.

Tindakan ini kemudian memicu krisis kemanusiaan regional, menyusul kapal berisi imigran ilegal tersebut mendarat di Malaysia dan Indonesia setelah diselamatkan oleh nelayan sekitar. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER