Jakarta, CNN Indonesia -- Antrian panjang imigran, banyak dari mereka pengungsi dari Suriah, terlihat mengular di selatan Serbia pada Senin (24/8).
Pihak berwenang dan badan-badan bantuan memberikan tenda dan bergegas memasok makanan dan air untuk ribuan orang yang ingin melewati negara Balkan itu. Jumlah imigran meningkat sejak Yunani mulai mengangkut mereka dari pulau-pulau ke daratan utama.
Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan lebih dari 7.000 imigran telah mencapai Serbia dari Makedonia antara Sabtu dan Minggu. Kebanyakan telah menghabiskan tiga hari di utara Yunani saat Makedonia menutup perbatasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Sabtu, polisi anti huru hara Macedonia yang sebelumnya menghadapi imigran dengan tongkat dan granat kejut, akhirnya membolehkan para imigran masuk. Dengan kereta atau bus, para imigran bergegas menuju utara, di mana mereka lanjut menyeberang ke Serbia dengan berjalan kaki.
Pada Senin, banyak imigran berjalan kaki dari perbatasan dari Miratovac, sekitar 5 km dari pusat penerimaan imigran di kota Presevo, Serbia. Di sana, mereka menerima bantuan medis, makanan dan dokumen untuk melegalkan transit mereka melalui Serbia.
Para imigan itu mayoritas hanya membawa barang-barang mereka di ransel. Para pria menggendong anak-anak kecil di pundak mereka. Setelah melalui malam yang dingin, suhu siang hari diperkirakan mendekati 30 derajat Celsius.
"Saya hanya ingin menyeberang untuk melanjutkan perjalanan saya," kata Ahmed, dari Suriah, di perbatasan Serbia. "Tujuan akhir saya adalah Jerman, mudah-mudahan."
 Dengan kereta atau bus, para imigran melewati Makedonia menuju utara, ke perbatasan Serbia. (Reuters/Ognen Teofilovski) |
Akan memengaruhi seluruh EropaDi Balkan barat, migrasi orang-orang dalam jumlah besar pernah terjadi saat sejak perpecahan Yugoslavia dimulai pada 1990-an.
Kini, masalah selanjutnya akan dihadapi oleh Hungaria, anggota Uni Eropa, wilayah dimulainya zona bebas Schengen Uni Eropa. Hungaria saat ini sedang berpacu menyelesaikan pagar sepanjang 175 km yang membatasinya dengan Serbia.
Uni Eropa, yang menjadi satu-satunya tujuan para imigran, saat ini tengah berjuang untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang akan berlaku umum untuk tiap anggotanya.
"Negara-negara Balkan barat kewalahan dan ditinggalkan hanya dengan perangkat mereka sendiri," kata Menteri Luar Negeri Austria Sebastian Kurz dalam penerbangan ke ibu kota Macedonia, Skopje, kantor berita Austria APA melaporkan. "Kita harus membantu mereka."
Sebanyak 750 ribu pencari suaka akan tiba di Jerman tahun ini. Sementara gelombang imigran membludak dari pulau-pulau Yunani hingga ke pelabuhan Calais, Perancis.
Melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah, Afrika dan Asia, para imigran nekad melalui jalan panjang dan berbahaya lewat laut dan darat demi mencari keselamatan dan pekerjaan di negara-negara makmur Eropa barat dan utara.
UNHCR mendesak Uni Eropa untuk berbuat lebih banyak. Namun Direkur UNHCR Biro Eropa Vincent Cochetel mengatakan bahwa masalah ini tidak akan cepat selesai dan akan memengaruhi seluruh Eropa.
Rekor sebanyak 50 ribu migran—kebanyakan dari Suriah yang menyeberang dengan perahu dari Turki—tiba di Yunani hanya di bulan Juli saja. Dalam dua minggu terakhir, lebih dari 23 ribu telah memasuki Serbia, dan total sepanjang tahun ini adalah sebanyak 90 ribu orang.
"Pengungsi di Miratovac dan Presevo menerima pertolongan pertama dan mereka diberi makan sebelum melanjutkan perjalanan,” kata Ivan Miskovic, juru bicara Komisariat untuk Pengungsi dan Migrasi Serbia.
(stu)