Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hassan Qashqavi pada Selasa (25/8) menyatakan Iran tidak sedang mempertimbangkan untuk melakukan pertukaran tahanan dengan Amerika Serikat. Rumor ini muncul menjelang pengumuman vonis terhadap seorang jurnalis keturunan Iran-Amerika yang ditahan di Teheran selama lebih dari satu tahun.
"Laporan tentang kemungkinan pertukaran tahanan itu tidak benar dan tak pernah ada," kata Qashqavi seperti dikutip oleh kantor berita Iran, ISNA.
Spekulasi pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika Serikat muncul sebelum maupun sesudah
kesepakatan nuklir Iran yang bersejarah bulan lalu. Meski demikian, kedua negara secara konsisten membantah adanya pertukaran tahanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu warga AS yang ditahan di Iran adalah Jason Rezaian, kepala biro Teheran untuk media AS, The Washington Post, yang ditangkap pada Juli 2014 atas tuduhan spionase. Persidangannya yang tertutup terakhir digelar pada awal Agustus lalu dan Pengadilan Revolusioner Iran diharapkan segera mengeluarkan vonis dalam waktu dekat.
Warga AS lainnya yang ditahan di Iran adalah pendeta Kristen, Saeed Abedini dan Amir Hekmati, mantan sersan Korps Marinir AS. Selain itu, Robert Levinson, seorang detektif swasta, menghilang di Iran sejak 2007 lalu.
Qashqavi menyatakan terdapat 16 warga Iran yang mendekam dalam sejumlah penjara di Amerika Serikat karena melanggar sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Iran. Sementara, sekitar 60 tahanan lainnya dipenjara atas sejumlah tindak kriminal.
Rezaian, yang berasal dari California, dituduh mengumpulkan informasi rahasia dan menyerahkannya kepada oposisi, menuliskannya dalam surat kepada Presiden AS Barack Obama, dan bertindak melawan keamanan nasional Iran.
The Washington Post menyebut tuduhan tersebut "tidak masuk akal."
Sementara, pemerintahan Obama mendapatkan kritik karena tidak mengikutsertakan pertukaran tahanan dalam kesepakatan nuklir Iran dan pencabutan sanksi atas negara tersebut.
(ama/ama)