Ahli Siber ISIS Dilaporkan Tewas dalam Serangan Drone

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 09:50 WIB
Seorang peretas asal Inggris yang menurut pihak berwenang AS dan Eropa merupakan ahli siber ISIS di Suriah telah tewas dalam serangan drone.
Ilustrasi drone (U.S. Air Force photo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang peretas asal Inggris yang menurut pihak berwenang Amerika Serikat dan Eropa merupakan ahli siber ISIS di Suriah telah tewas dalam serangan drone.

Dalam delapan hari terakhir, ini adalah yang kedua kalinya sosok petinggi ISIS tewas dalam serangan udara. Petinggi kedua ISIS tewas dalam serangan udara dekat Mosul, Irak, pada 18 Agustus lalu.

Seorang sumber Reuters mengatakan pada Rabu (26/8) bahwa Departemen Pertahanan AS kemungkinan terlibat dalam serangan drone yang menewaskan peretas Junaid Hussain, yang tadinya tinggal di Birmingham, Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah serangan drone di Suriah terjadi pada Selasa, dekat Raqqa yang diklaim sebagai ibu kota ISIS, menurut

Sumber-sumber pemerintah AS dan Eropa awal tahun ini mengatakan bahwa Hussaom adalah pemimpin CyberCaliphate, kelompok peretas yang menyerang akun Twitter milik Pentagon. Namun mereka tidak tahu apaka Hussain secara pribadi terlibat dalam peretasan itu.

Hussain pindah ke Suriah sekitar dua tahun terakhir. Menurut surat kabar Birmingham Mail ia berusia 21 tahun.

Ahli keamanan siber mengatakan mereka percaya bahwa Hussain dan hacker lain yang bekerja untuk ISIS tak punya keahlian yang diperlukan untuk memulai serangan serius seperti mematikan jaringan komputer atau kerusakan serius infrastruktur.

"Dia bukan ancaman serius. Dia kemungkinan besar peretas pengganggu,” kata Adam Meyers, wakil presiden intelijen dari perusahaan keamanan siber CrowdStrike. “Keterlibatannya dalam perekrutan, komunikasi dan dukungan tambahan lainnya yang membuat dia menjadi target."

Pada 2012 Hussain pernah dipenjara selama enam bulan karena mencuri buku alamat mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang dikelola oleh penasihat Blair.

Hussain mengaku bersalah karena mempublikasi rincian dari buku alamat itu secara daring dan membuat panggilan tipuan ke hotline kontraterorisme Inggris.

Sumber pemerintah AS mengatakan bahwa dalam perannya sebagai kepala siber ISIS, Hussain baru-baru ini telah menarik perhatian badan keamanan dan pertahanan AS.

Namun, sumber-sumber membantah laporan berita Inggris baru-baru ini yang mengatakan ia menempati posisi ke-3 dalam daftar target drone AS, karena komandan operasional ISIS yang lain masih dianggap lebih berbahaya dari Hussain.

Meski sumber di pemerintahan AS yakin ia terbunuh, ada setidaknya dua akun Twitter yang menyanggah hal tersebut. Akun yang dipercaya berafiliasi dengan ISIS itu mengatakan istri Hussain mengatakan ia masih hdup.

Seamur Hughes, seorang ahli kontraterorisme AS mengatakan bahwa klaim di Twitter itu bisa jadi salah.

“Itu bisa jadi adalah upaya untuk menipu,” kata Hughes. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER