Thailand Selidiki Kedatangan Warga Turki sebelum Bom Bangkok

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 15:35 WIB
Polisi Thailand menyelidiki kedatangan warga Turki di hari-hari sebelum bom Bangkok yang menewaskan 20 orang, termasuk warga negara Indonesia.
Pasca bom, warga meletakkan karangan bunga di kuil Erawan, sementara pemerintah Thailand meningkatkan keamanan. (Reuters/Chaiwat Subprasom)
Bangkok, CNN Indonesia -- Polisi Thailand pada Kamis mengatakan mereka menyelidiki kedatangan warga Turki pada hari-hari sebelum serangan bom Bangkok yang menewaskan 20 orang.

Polisi dan beberapa analis keamanan telah mengangkat kemungkinan koneksi bom Bangkok ke Uighur—minoritas Muslim di China yang berbahasa Turki. Kaum Uighur mengeluhkan penganiayaan dan diskriminasi oleh Beijing.

Perlakuan China Uighur merupakan masalah penting bagi banyak orang Turki, yang menganggap mereka secara umum berbagi latar belakang budaya dan agama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan lalu lebih dari 100 warga Uighur dideportasi dari Thailand ke China, langkah yang mengundang kecaman luas dari kelompok HAM dan memicu protes di luar Konsulat Thailand di Istanbul.

Juru bicara polisi nasional Thailand Prawut Thavornsiri mengatakan kepada wartawan bahwa polisi telah memeriksa kedatangan warga Turki yang masuk ke Thailand sekitar dua minggu sebelum ledakan.

“Kemungkinan ada lebih banyak warga Turki yang datang ke Thailand dari jumlah itu. Kami menyelidiki kelompok yang mungkin telah datang ke sini,” kata Prawut, menanggapi apakah polisi telah menyelidiki 15 warga Turki.

"Kami memeriksa, tapi tidak 15 orang," kata Prawut, menambahkan bahwa polisi tidak tertuju pada kelompok atau kebangsaan.

"Kami tidak fokus pada kewarganegaraan tetapi individu," ujarnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Bukti utama yang dimilki polisi terkait ledakan di kuil Hindu Erawan adalah rekaman kamera keamanan.

Rekaman itu menunjukkan seorang pria dengan baju berwarna kuning terang dan rambut gelap masuk ke kuil dan meletakkan ransel di pagar kuil lalu berjalan menjauh dari tempat kejadian sebelum ledakan terjadi.

Dua belas dari 20 orang yang tewas dalam serangan hari Senin, 17 Agustus lalu adalah orang asing, termasuk warga negara Indonesia, China, Hong Kong, Inggris, Malaysia dan Singapura.

Anthony Davis, seorang analis keamanan dari IHS-Jane yang berbasis di Bangkok, berbicara di Foreign Correspondent Club of Thailand, Senin, mengatakan, ada beberapa "kemungkinan pengelompokan" yang memiliki motif dan kemampuan untuk melakukan serangan.

Yang paling mungkin, pelaku pemboman adalah anggota militan dari organisasi ekstrem kanan Turki yang disebut Grey Wolves. Motif mereka, menurut Davis kemungkinan adalah balas dendam atas deportasi etnis Uighur ke China oleh Thailand.

“Persoalan Uighur adalah sesuatu yang besar bagi mereka,” kata dia. Davis juga menyatakan bahwa Grey Wolves berada di barisan depan saat protes massa di depan Konsulat Thailand di Istanbul bulan lalu. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER