Kuala Lumpur, CNN Indonesia -- Aksi mendesak reformasi pemerintah Malaysia tidak hanya di gelar di Kuala Lumpur dan beberapa kota di negara itu, tapi juga hingga ke mancanegara.
Penyelenggara mengklaim aksi serupa digelar di 74 kota di seluruh dunia sejak dimulai pada Sabtu (29/8). Pihak penyelenggara mengunggah beberapa foto di akun Facebook dan Twitter Global Bersih.
Aksi ini diikuti oleh warga Malaysia di beberapa negara. Di Jakarta, aksi Bersih digelar oleh segelintir masyarakat Jiran di sebuah mal. Sementara di Bali, aksi Bersih dilakukan di dalam laut oleh beberapa orang penyelam Malaysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Hong kong, seperti diberitakan Channel NewsAsia, ratusan orang berkumpul di depan Konsulat Jenderal Malaysia mendesak untuk reformasi pemerintah.
Ribuan warga Malaysia di dua kota di Australia, Melbourne dan Sydney. Penyelenggara mengatakan ada 4.000 warga Malaysia yang ikut aksi ini di Australia.
Aksi serupa juga tercatat di London, Toronto, Manila, Cologne, Taipei, Beijing dan masih banyak lagi.
Aksi Bersih telah digelar beberapa kali di Malaysia untuk mendesak reformasi. Namun aksi kali ini fokus menyerukan Perdana Menteri Najib Razak yang dituduh korupsi untuk turun.
Kementerian Luar Negeri Malaysia memperingatkan warganya untuk tidak ikut serta aksi semacam ini di negara lain. Saat ini Kemlu Malaysia telah mengumpulkan informasi siapa saja peserta aksi di banyak negara untuk dilakukan tindakan hukum.
Diberitakan Bernama, Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia Reezal Merican Naina mengatakan bahwa tindakan warga mereka di luar negeri telah mencoreng citra negeri di mata internasional.
"Saya juga, terkadang, punya pandangan mengkritik tapi saya menyalurkannya melalui cara yang tepat dan sesuai hukum. Jangan rusak negara ini dan membuat rakyatnya sengsara," kata Reezal.
Tidak hanya di luar negeri, Rizal mengatakan, aksi serupa di Kuala Lumpur juga merusak citra Malaysia di mata pebisnis dan wisatawan asing.
Dia mengatakan, tindakan para demonstran bukan aksi patriot karena dilakukan menjelang hari kemerdekaan 31 Agustus mendatang.
"Mengapa tidak pilih tanggal lain? Kami punya Undang-undang Perkumpulan Damai. Jika mereka memang ingin berkumpul, ada beberapa stadion yang dikelola oposisi. Mereka bisa berkumpul di sana," lanjut Reezal yang juga petinggi UMNO ini.
(den)