Jakarta, CNN Indonesia -- Tes forensik menunjukkan bahwa bukti di lokasi bom Kuil Erawan, Thailand, tidak sesuai dengan DNA tersangka asing yang dibekuk akhir pekan lalu.
Diberitakan Reuters, temuan ini membuat misteri pelaku dan motif pengeboman yang menewaskan 20 orang pada 17 Agustus lalu ini kian sulit terkuak.
Sebelumnya, militer berspekulasi bahwa pelaku disinyalir merupakan anggota kelompok penyelundup manusia yang frustrasi akibat tindakan keras polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi lantas melakukan tes DNA tersangka asing kedua untuk membuktikan kebenaran dugaan bahwa ia adalah pelaku utama, yaitu pria berbaju kuning yang terlihat dalam rekaman kamera CCTV.
Namun, tim forensik juga tak menemukan DNA pria ini di lokasi kejadian.
"Tak ada bukti yang mengonfirmasi bahwa ia adalah pria berbaju kuning itu," ujar juru bicara kepolisian, Prawut Thawornsiri.
Hasil tes ini kembali mengaburkan pandangan kepolisian yang sebelumnya sangat yakin pria ini adalah pelaku utama. Pasalnya, polisi menemukan banyak bahan perakit bom di apartemen tempat pria ini ditangkap.
Kini, penyelidik tengah melakukan investigasi terhadap pria yang ditahan di perbatasan Thailand dan Kamboja pada Selasa lalu. Pria tersebut membawa paspor China dengan nama Yusufu Mieraili dan keterangan tempat lahir di Xinjiang.
Jika hasil tes DNA cocok, spekulasi teori beberapa pakar bisa jadi benar. Para pelaku disinyalir ingin balas dendam atas kasus deportasi kontroversial yang dilakukan pemerintah Thailand kepada 109 kaum Muslim Uighur berbahasa Turki asal Xianjiang.
(ama/ama)