Warga Uighur Serang Polisi China dan Thailand di Bandara

Fadli Adzani/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 05 Agu 2015 03:07 WIB
Beberapa kaum Uighur yang dideportasi ke China dilaporkan menyerang polisi China dan Thailand.
Menurut China, kaum Uighur telah dibohongi agar mau meninggalkan China untuk bertempur di Suriah dan Irak. (Getty Images/Kevin Lee)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa dari 109 kaum Uighur yang telah kembali ke China dari Thailand bulan lalu, dilaporkan menyerang polisi Thailand dan China ketika dibawa naik ke pesawat tujuan Xinjiang. Mereka percaya bahwa hukuman mati telah menunggu sesampainya mereka di sana.

Ratusan, bahkan ribuan kaum Uighur, mencoba melarikan diri dari konflik berkepanjangan di Xinjiang secara diam-diam melalui Asia Tenggara untuk kemudian menuju ke Turki, rumah bagi diaspora kaum Uighur.

Kembalinya kaum Uighur dari Thailand pada Juli lalu, memicu amarah di Turki, serta menimbulkan kekhawatiran kelompok hak asasi manusia dan Amerika Serikat, yang menduga mereka bahwa mereka akan diperlakukan secara tidak baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di dalam sebuah laporan di situs Tianshan Net, pemerintah Xinjiang mengatakan bahwa rumor menyebar sangat cepat di antara kaum Uighur, termasuk soal hukuman mati yang menunggu mereka di Xinjiang.

"Beberapa orang tertentu menggunakan rumor ini untuk menggerakkan kaum Uighur agar menyerang polisi Thailand dan China ketika menaiki pesawat," kata pemerintah Xinjiang, Selasa (4/8).

Satu pria, yang menurut laporan China bernama Kudusi Tuohutiyusufu, mengalami cedera kepala ketika ditangkap di bandara, namun kondisinya membaik ketika sampai di Xinjiang.

"Sikap polisi terhadap kami sangat baik. Mereka membawa saya ke dokter dan sekarang luka saya jauh lebih baik," kata pria itu, dikutip dari media China.

Media asing belum bisa menghubungi kaum Uighur sejak mereka kembali ke Xinjiang, dan tidak mungkin untuk memverifikasi kondisi mereka kepada pemerintah atau media negara China.

Banyak dari kaum Uighur yang sudah kembali ke China ditahan di tempat penahanan di Urumqi, Xinjiang.

"Hidup terasa lebih baik ketika kembali kesini (Xinjiang)," kata salah seorang wanita Uighur, Guliniyazi Shawuti, dikutip dari media yang sama. “Situasinya berbeda dengan apa yang saya dengar ketika saya masih di luar negeri," ia menambahkan.

Laporan tersebut menyebutkan pihak otoritas telah memberikan buah dan makanan tradisional Uighur kepada mereka yang kembali.

Pemerintah China menyalahkan kelompok militan Uighur atas kematian ratusan orang dalam tiga tahun terakhir. Menurut China, kaum Uighur telah dibohongi agar mau meninggalkan China untuk bertempur di Suriah dan Irak. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER