Atasi Militan Xinjiang, China Minta Dukungan AS

Fadli Adzani/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 06 Agu 2015 00:13 WIB
Lantaran keberadaan militan Xinjiang dinilai akan menjadi ancaman, pemerintah China dikabarkan meminta dukungan AS atasi Uighur.
Ratusan bahkan ribuan kaum Uighur telah menyebrangi perbatasan China secara ilegal dalam beberapa tahun terakhir untuk pergi ke Turki melalui Asia Tenggara. (Getty Images/Guang Niu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China dikabarkan telah meminta dukungan Amerika Serikat (AS) guna melawan militan di Xinjiang, di wilayah barat negaranya. Ini mengingat keberadaan militan Xinjiang dinilai juga akan menjadi ancaman bagi AS.

Seorang Pejabat China mengungkapkan, adanya permintaan bantuan ini tak lepas dari kian masifnya aktivitas Pergerakan Islam Turkistan Timur (ETIM) dalam merekrut kaum Muslim minoritas Xinjiang, Uighur. Di mana kaum Uighur sendiri ditengarai telah kembali ke China untuk berjihad setelah berlatih di Suriah dan Irak.

Meski begitu, banyak pengamat yang mempertanyakan apakah ETIM benar-benar ada seperti yang dikatakan China atau tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Menteri Luar Negeri China sendiri mengklaim ancaman teror di negaranya kian menjadi setelah kegiatan tersebut.

"China menekankan ancaman serius dari ETIM dan organisasi teror Turkistan Timur lainnya ke China, AS dan masyarakat internasional, dan meminta AS untuk mendukung dan berkoordinasi dengan China dalam memerangi pasukan teroris Turkestan Timur," kata kementerian Luar Negeri AS pada Selasa (4/8).

Selain akan menjadi ancaman secara nyata, kedua belah negara juga telah bersepakat untuk melawan terorisme dunia maya dan kekerasan ekstremis dengan menguatkan badan intelijen anti-terorisme di kedua belah pihak.

Ini tak lepas dari adanya aktivitas ratusan kaum Uighur yang telah menyebrangi perbatasan China secara ilegal dalam beberapa tahun terakhir untuk pergi ke Turki melalui Asia Tenggara.

Kelompok hak asasi manusia mengungkapkan aktivitas imigran kaum Uighur itu dilakukan lantaran mereka ingin melarikan diri dari kekerasan, dan kontrol agama hingga budaya yang diterapkan pemerintah China di Xinjiang. Namun China berulang kali membantah tuduhan semacam ini.

Sebagai informasi, dalam tiga tahun terakhir ratusan orang telah meninggal akibat kekerasan berkepanjangan di Xinjiang. Beijing menyalahkan militan Islam, namun hanya memberikan sedikit  bukti soal keterkaitan rangkaian insiden tersebut dengan ETIM. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER