Berlin, CNN Indonesia -- Pemerintah Jerman memutuskan untuk melepas anggaran sebesar 3 miliar euro untuk negara bagian dan kota-kota guna mengatasi arus deras imigran dari kawasan Timur Tengah ke negara mereka.
Pada pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung lebih dari 5 jam, para pemimpin dari koalisi pemerintahan di bawah Kanselir Angela Merkel juga menyepakati serangkaian langka-langkah lainnya, seperti mempercepat prosedur suaka dan memfasilitasi pembangunan tempat penampungan imigran.
Selain dana tambahan bagi negara bagian dan kota tadi, pada Senin (7/9), pemerintah juga mengatakan berencana untuk menambah 3 miliar euro lagi untuk membayar tunjangan kesejahteraan bagi para pencari suaka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjanjian tersebut termasuk memperluas daftar negara yang dianggap "aman", yang berarti warga negara mereka secara umum tak punya hak untuk mengklaim suaka, termasuk Kosovo, Albania dan Montenegro. Sebelumnya, yang sudah masuk dalam kategori aman adalah Serbia, Makedonia dan Bosnia.
Jerman memang memfokuskan diri untuk membantu pencari suaka dari negara-negara yang dilanda perang seperti Irak, Suriah dan Afghanistan. Sementara itu, imigran dari Eropa tenggara akan diekstradisi.
Pertemuan pemerintahan koalisi Jerman terjadi setelah Jerman menerima sekitar 18 ribu pengungsi pada akhir pekan kemarin, setelah Jerman dan Austria membuat kesepakatan dengan Hungaria untuk membebaskan aturan Dublin, yang mengharuskan pengungsi untuk mencari suaka di negara pertama yang mereka capai di Eropa.
Meski begitu, keputusan Merkel untuk membuka perbatasan bagi imigran yang sebelumnya terdampar di Hungaria banyak dikritik oleh kelompok konservatif Jerman, yang menudingnya mengirimkan “sinyal yang benar-benar salah.”
Jerman memperkirakan akan menerima 800 ribu pengungsi pada tahun ini, jumlah terbesar di Uni Eropa. Pada Agustus saja, lebih dari 100 ribu pencari suaka sudah terdaftar di negara dengan ekonomi terbesar di Eropa tersebut.
(stu)