Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya, Inggris memimpin serangan udara untuk memberantas para pejuang militan di Suriah. Serangan Inggris itu langsung membuahkan hasil. Mengutip Reuters, serangan itu menewaskan dua warga negara Inggris sendiri yang dicurigai bergabung dan berperang untuk
Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Hasil serangan itu disampaikan oleh Perdana Menteri Inggris, David Cameron pada Senin (7/9).
Tindakan yang dilakukan Agustus lalu itu, menurut Cameron, merupakan aksi pertahanan diri. Cameron menuturkan, seorang warga Inggris telah menjadi target dan terbunuh dalam serangan udara yang telah direncanakan. Dua orang yang bersama pria itu juga ikut terbunuh dalam serangan yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada pembunuhan langsung oleh teroris di jalanan kita, dan tidak ada cara lain untuk menghentikannya," kata Cameron pada parlemen. Ia melanjutkan dalam pernyataannya, "Kami mengambil tindakan ini karena tidak ada lagi alternatifnya."
Warga Inggris pejuang ISIS yang menjadi target penyerangan itu bernama Reyaad Khan. Setelah dilaporkan tergabung dalam serangkaian aksi terorisme di Suriah, Kementerian Keuangan Inggris pun membekukan seluruh aset warga negaranya itu.
"Ada bukti jelas soal rencana penyerangan melawan Inggris. Ini merupakan bagian dari upaya menggagalkan penyerangan terhadap Inggris dan sekutu-sekutu kita," tutur Cameron menjelaskan.
Selain Khan, warga Inggris lainnya bernama Ruhul Amin.
Penyerangan yang dilakukan terhadap warga negara Inggris yang membelot ke ISIS itu, diklaim Cameron sebagai aksi yang sangat sah menurut hukum. Ia juga mengatakan, itu merupakan kali pertama dalam sejarah modern Inggris menggunakan aset-aset militernya untuk memimpin serangan terhadap negara yang bukan sedang diperanginya.
Inggris memang memimpin serangan reguler ke sekitar Irak. Negara itu juga menerbangkan pesawat tanpa awak ke Suriah. Namun tak seperti negara-negara lain, Inggris tidak menargetkan lokasi-lokasi bercokolnya pejuang ISIS di Suriah. Inggris hanya menargetkan warga negaranya yang anggota ISIS.
(rsa/rsa)