Mekkah, CNN Indonesia -- Crane yang jatuh pada Jumat lalu adalah yang terbesar di antara alat berat serupa yang digunakan dalam konstruksi perluasan Masjidil Haram, hal ini disampaikan oleh pekerja konstruksi asal Indonesia.
"Itu crane paling besar yang ada di Masjidil Haram. Jangkauannya luas jadi digunakan untuk semuanya," kata Sriyono Bashier kepada CNN Indonesia, Minggu (13/9).
Sriyono yang telah 20 bulan bekerja sebagai tukang besi di lokasi konstruksi perluasan Masjidil Haram mengatakan crane tersebut sudah lama tidak digunakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Crane itu sudah lama tidak dipakai. Ada yang bilang crane jatuh karena beban berat yang menjadi penyeimbangnya telah diambil separuh," ujar pria 37 tahun ini.
Sejauh ini Kerajaan Arab Saudi mengatakan crane jatuh karena angin kencang. Penyelidikan masih terus dilakukan dan pengumuman hasil investigasi akan disampaikan langsung oleh Raja Salman.
Sebanyak 107 orang meninggal dunia dalam insiden yang terjadi Jumat lalu itu. Tujuh orang yang tewas di antaranya adalah warga negara Indonesia. Sebanyak 41 WNI juga dilaporkan terluka.
Saksi mata mengatakan insiden itu terjadi menjelang azan Magrib saat badai pasir disertai hujan lebat dan angin kencang terjadi.
"Banyak papan konstruksi beterbangan dan suara-suara retakan terdengar, berujung pada tragedi ini. Semua orang saling dorong untuk menuju pintu keluar," kata Yahya al Hashemi, reporter CNN yang menangkap gambar insiden itu dengan kamera ponselnya.
 Foto crane di Mekkah sebelum ambruk menimpa jemaah akibat angin kencang. (Dok. Sriyono Bashier) |
Menurut Bashier, badai saat itu sangat dahsyat. Ketika peristiwa terjadi, dia tengah berteduh di depan Hotel Hilton, seberang Masjidil Haram. Suara angin yang menderu menutupi dentuman crane yang ambruk.
"Semua panik pasti. Tapi dari mulut jemaah selalu dilafalkan takbir dan tahmid. Setelah peristiwa itu terjadi, pintu masuk langsung ditutup. Jemaah baru boleh masuk setelah proses evakuasi selesai," kata Bashier.
Konstruksi perluasan Masjidil Haram dilakukan untuk meningkatkan kapasitas masjid tersebut untuk menampung lebih banyak jemaah.
Jika rampung, Masjidil Haram akan mendapatkan tambahan luas hingga 400 ribu meter persegi, sehingga mampu menampung hingga 2,2 juta jemaah dalam satu waktu.
Bashier mengatakan ada ribuan WNI yang bekerja di perluasan Masjidil Haram. Gaji yang besar, sekitar 2.000 riyal per bulan, dan kesempatan naik haji gratis menjadi alasan yang menggiurkan.
Kendati tingkat keamanan pekerja telah memenuhi standar internasional, namun beberapa kecelakaan kerap terjadi, salah satunya menimpa pekerja dari Indonesia.
"Seminggu yang tukang besi dari Indonesia, orang Bojonegoro, jatuh dan meninggal. Sabuk pengamannya tidak dikaitkan, malah dikaitkan ke pinggang," kata Bashier.
"Keamanan sudah standar internasional, bahkan ketika suhu mencapai 57 derajat dilarang kerja, cuma biasanya pekerjanya yang lalai," lanjut dia.
(den)